Dear Arema FC, Los Galaticos di Liga Indonesia Bukan Jaminan Gelar Juara

By Sasongko - Jumat, 8 April 2022 | 21:45 WIB
Sesi pengenalan pemain baru Arema FC, Evan Dimas, Adam Alis, Gian Zola, dan Rendika Rama, Kamis (7/4/2022) (ISTIMEWA)

BOLASPORT.COM - "Los Galaticos" bukanlah barang baru di kompetisi sepak bola Indonesia. Sudah banyak klub yang mencoba menerapkan skema diatas, banyak dari mereka yang berakhir tragis.

Label "Los Galaticos" tak hanya berlaku bagi Real Madrid di Liga Spanyol saja dan Arema FC bukanlah tim pertama di Indonesia yang memperkenalkan istilah itu.

Jika dilihat sejarahnya, label "Los Galaticos" ini tidak berlaku eksklusif di Liga Indonesia. Sejumlah klub pernah mencoba melakukannya.

Di era Liga Indonesia, mungkin Pelita Jaya yang bisa dikatakan mengawali proyek ini di musim 1996/97.

Saat itu, tim masih bernama Pelita Mastrans membangun tim dengan merekrut top skor musim lalu, Dejan Glusevic, Maboang Kessack, dan legenda Timnas Kamerun Roger Milla.

Baca Juga: Puasa di Negeri Orang, Saddil Ramdani Akui Rindu Makanan Khas Kampung Halaman

Menggunakan tiga pemain asing merupakan sesuatu yang langka kala uty. Sayangnya di musim tersebut, Pelita Jaya gagal jadi juara usai tersingkir di babak 8 besar.

Nama-nama pemain timnas seperti Indriyanto Nugroho, Ansyari Lubis, I Made Pasek Wijaya, Listianto Raharjo, dan Kurniawan Dwi Yulianto juga ikut direkrut, namun sayang Pelita Jaya tak pernah jadi juara hingga saat ini.

PSPS Pekanbaru pada musim 2001 tentu jadi contoh klub Galaticos berikutnya dengan merekrut sejumlah bintang Timnas seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Bejo Sugiantoro, Aples Tecuari, Hendro Kartiko, hingga Edu Juanda.

Namun bukan gelar juara yang diraih, PSPS tak sanggup untuk lolos ke babak delapan besar pada musim tersebut.

Persija pada Liga Indonesia musim 2004 tak mau ketinggalan meneruskan proyek "Tim Bertabur Bintang".

Ada Mukti Ali Raja, dilapis oleh Aples Tecuari, Aris Indarto, Budiman. Di lini tengah ada Ismed Sofyan, Elie Aiboy, Agus Indra, Gustavo Hernan Ortiz. Sementara lini depan dihuni Emanuele De Porras, Budi Sudarsono, dan Bambang Pamungkas.

Sayang mereka harus puas jadi peringkat ketiga di Liga Indonesia pada musim tersebut.

Persik Kediri juga pernah melakukan hal yang sama pada musim 2008/2009.

Saat itu, mereka yang sudah diperkuat Christian Gonzales, Danilo Fernando, dan Ronald Fagundez masih ditambah dengan para bintang PSMS Medan yang lolos ke final musim sebelumnya.

Markus Haris Maulana, Mahyadi Panggabean, Usep Munandar, dan Legimin Raharjo jadi bagian dari Persik musim itu.

Baca Juga: Piala AFF Futsal 2022 - Pelatih Timnas Futsal Indonesia Tak Mau Cepat Puas Usai Melenggang ke Final

Sayang mereka hanya mengakhiri musim dengan finish di posisi keempat klasemen.

Contoh lain ada Persib Bandung (2010/11), Mitra Kukar (2011/12), dan Arema Cronus (2013), Sriwijaya FC (2018) pernah mencoba skema tersebut.

Seluruh tim tersebut gagal untuk meraih gelar juara di akhir musim, khusus untuk Sriwijaya FC, mereka malah terdegradasi di akhir musim.

Jadi, punya tim bertabur bintang bukan jadi jaminan untuk keluar sebagai juara di Liga Indonesia.