Tahun Depan Lebih Selektif Pilih Kejuaraan demi Hindari Badai Cedera

By Wahid Fahrur Annas - Sabtu, 25 Juni 2022 | 15:15 WIB
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, kesulitan untuk berdiri setelah mengalami cedera ACL pada pada perempat final Indonesia Open 2022. Yeremia menjadi salah satu di antara kasus cedera yang menimpa pebulu tangkis tanah air dalam beberapa bulan terakhir. (MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM)

Mengatur agenda pertandingan pun akan menjadi tantangan lebih besar bagi para pemain menyusul ekspansi kalender turnamen sirkuit mulai 2023.

BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) mengumumkan satu turnamen baru pada level Super 1000 dan dua turnamen baru pada Super 750.

Sekadar informasi, pemain papan atas dalam kategori "top committed" punya kewajiban untuk mengikuti semua turnamen pada dua level tersebut.

Ditambah kuota empat penampilan di turnamen Super 500, pemain elite setidaknya akan bertanding 14 kali dalam setiap tahunnya.

Ini belum termasuk kejuaraan mayor seperti Kejuaraan Dunia/Olimpiade, Piala Sudirman/Thomas-Uber, dan kompetisi tingkat regional seperti Kejuaraan Asia Beregu serta Individu.

BWF sendiri sudah menuai kritik ketika memperkenalkan kalender World Tour 2018-2022 di mana pemain top harus bertanding 12 kali dalam setahun.

Selain alasan kebugaran, tuntutan pertandingan yang terlalu besar dikhawatirkan menurunkan kualitas kompetisi karena pemain hanya memprioritaskan turnamen besar.

Herry IP memberi sinyal akan mengambil langkah kedua.

"Nantinya kami pasti akan memilih turnamen-turnamen yang penting," kata sosok yang dijuluki Coach Naga Api.

"Kalau menurut saya idealnya satu turnamen setiap bulannya walau mungkin juga terlalu sedikit, ya maksimal dua lah," ujar Herry.

Baca Juga: Dominasi Ganda Putra Indonesia Digoyang Pasangan Baru, tapi Jangan Panik Dulu