Kisah Demetrious Johnson Jadi GOAT MMA, Dibesarkan Ibu Tuna Rungu hingga Kerja Serabutan

By BolaSport - Senin, 8 Agustus 2022 | 13:30 WIB
Salah satu petarung terbaik sepanjang masa MMA yang kini berkompetisi di ajang ONE Championship, Demetrious Johnson. (ONE CHAMPIONSHIP)

BOLASPORT.COM - Dikenal sebagai salah satu atlet MMA terbaik sepanjang masa, perjuangan Demetrious Johnson menggapai kejayaan diwarnai berbagai rintangan.

DJ, sapaan akrab Demetrious Johnson, tercatat sebagai pemilik rekor mempetahankan gelar beruntun terbanyak di UFC (11 kali) yang diraih pada selang 2012 hingga 2018.

Hingga kini, catatan tersebut belum berhasil disamai oleh atlet mana pun.

Pada 2018, DJ memutuskan untuk mencari petualangan baru demi karier yang lebih menantang.

Demetrious Johnson pun bergabung dengan ONE Championship guna bersaing dengan para atlet elite dari berbagai spektrum seni bela diri.

Setelah meraih tiga kemenangan beruntun dengan penuh perjuangan dan menjadi juara turnamen ONE Flyweight World Grand Prix pada akhir 2019, DJ mendapat kesempatan untuk menantang Adriano Moraes, penguasa sabuk kelas terbang ONE Championship.

Dalam laga yang dihelat pada April 2021, Adriano Moraes tampil digdaya dan jadi orang pertama yang memberi DJ kekalahan TKO dalam karier panjangnya.

Sebuah serangan lutut tajam membuat DJ terjungkal dan tak bisa menahan serangan lanjutan hingga memaksa wasit untuk menghentikan laga.

Baca Juga: Terlantar di Jalanan saat Kecil, Adriano Moraes Kini Jadi Juara Dunia ONE Championship

Setahun berselang, setelah berhasil mengalahkan Rodtang Jitmuangnon dalam laga hibrida MMA dan Muay Thai, petarung berjulukam Mighty Mouse ini berkesempatan untuk kembali menantang Moraes.

Laga mereka akan memuncaki ONE Fight Night 1: Moraes vs. Johnson yang dihelat di Singapore Indoor Stadium pada 27 Agustus.

Ajang ini juga menandai penayangan perdana ONE Championship di Prime Video yang disiarkan pada jam tayang utama Amerika Serikat dan Kanada.

Demetrious Johnson lahir di Kentucky, Amerika Serikat, pada 13 Agustus 1986 sebelum berpindah ke Washington beberapa tahun kemudian.

Bersama saudara kandungnya, dia dibesarkan seorang diri oleh seorang ibu yang tuna rungu.

Namun, gangguan pendengaran yang diderita sang ibu tidak menjadi penghambat bagi komunikasi dalam keluarga.

Sang ibu bahkan mencoba merahasiakan hal tersebut dari anak-anaknya agar kehidupan mereka berjalan normal.

Lambat laun Johnson dan saudata-saudaranya menyadari jika sang ibu tak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka ucapkan.

Tumbuh di keluarga sederhana dengan berbagai kekurangan, Johnson harus terbiasa dengan berbagai keterbatasan.

Saat sang ibu memutuskan untuk menikah lagi, Johnson justru mengalami penderitaan lain.

Sang ayah tiri melakukan tindakan kekerasan pada keluarga.

Johnson mengaku tidak menaruh dendam dan hanya mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut.

Hal itu membuatnya terus berusaha untuk menjadi ayah terbaik bagi tiga anaknya.

Baca Juga: Eko Roni Saputra Nantikan Adu Teknik Tingkat Tinggi dalam Duel Utama ONE 160

ONE CHAMPIONSHIP
Jagoan ONE Championship, Demetrious Johnson, dengan keluarganya.

“Saya menikmati masa kecil saya. Bagaimanapun, seperti itulah kehidupan yang kita jalani,” ujarnya.

“Saat ini, saya tidak ingin mengingat hal-hal buruk tentang ayah tiri saya. Itu adalah kehidupan dan keputusan yang dia jalani."

"Kejadian itu memberi saya pelajaran ketika saat ini saya menjadi seorang ayah," lanjutnya.

Meski tumbuh dalam keluarga berpenghasilan rendah, sang ibu selalu mendukung anak-anaknya untuk mengejar prestasi dalam bidang akademik.

Johnson sendiri lebih berprestasi dalam olahraga.

“Saya selalu menyukai olahraga, saya mulai bermain American football. Saya kemudian masuk ke tim lari cepat dan lintas alam."

"Namun, yang terutama adalah gulat, karena musimnya sangat cepat,” kenang Johnson.

“Ibu saya selalu memercayai saya dan mendukung apa pun yang ingin saya kejar."

"Ibu membesarkan anak-anaknya dengan baik. Dia adalah wanita yang sangat bahagia, sangat baik, dan sangat manis," ujarnya.

Johnson mengenal bela diri pada usia remaja saat mencoba gulat.

Setelah menunjukkan bakat dalam olahraga ini, Johnson mulai merasa jika gulat adalah panggilan hidupnya.

Mighty Mouse semakin serius menekuni gulat sejak SMA.

Saat masuk ke perguruan tinggi, dia terpaksa sejenak meninggalkan gulat demi bekerja sampingan untuk membiayai kuliahnya.

Baca Juga: Adriano Moraes vs Demetrious Johnson II Tandai Era Baru, ONE Championship dan Prime Video Rilis Jadwal 2022

DJ sempat bekerja serabutan termasuk menjadi kuli bangunan.

Namun, hobinya pada seni bela diri tak pernah padam.

Pada 2005, dia mulai kembali berlatih ke gim.

“Saya melihat Rashad Evans memukul samsak dan latihan itu tampak menyenangkan. Maka saya berpikir untuk mencobanya,” tambahnya.

Dalam waktu tiga bulan, dengan latar belakang gulat dan kemampuan atletik luar biasa, Mighty Mouse memulai karier amatirnya.

Selama itu, tujuannya hanyalah untuk bersenang-senang dan mengembangkan kemampuan.

Namun, dia segera memasuki jalur yang membawanya meraih pencapaian lebih tinggi lagi.

Membagi waktu antara bekerja dan berlatih menjadi tantangan tersendiri bagi Demetrious Johnson.

Saat berkompetisi di UFC jelang laga perebutan gelar juara, dia bahkan masih harus bekerja penuh waktu.

“Saya selalu bekerja. Saya tidak dapat melihat cara lain dari olahraga untuk membayar tagihan saya tiap bulannya,” jelas Johnson.

DJ harus membawa pulang makanan bagi keluarga, tetapi menjalani pekerjaan dan berlatih berarti dia tak bisa terfokus pada kariernya sebagai atlet.

Dalam sebuah laga, lengannya patah dan harus dioperasi.

Meski belum sembuh benar, dia masih harus bekerja di pabrik.

“Hal itu membawa saya pada satu titik bahwa menjadi petarung bisa memberikan pendapatan yang lebih besar daripada pekerjaan harian saya."

"Maka saya berhenti dan mulai berlatih penuh waktu sejak itu," kenangnya.

Di Indonesia, ONE Fight Night 1 dapat disaksikan lewat Kaskus TV, Maxstream, Netverse, Vidio, dan Net TV pada Sabtu pagi (27/8/2022).