Roberto De Zerbi Dicaplok Brighton, Fan Juventus Harus Sabar Nonton Taktik Dinosaurus Allegri sampai Kapan?

By Beri Bagja - Selasa, 20 September 2022 | 07:30 WIB
Roberto De Zerbi resmi ditunjuk melatih Brighton and Hove Albion setelah sempat dikaitkan dengan Juventus. (TWITTER.COM/THEATHLETICUK)

BOLASPORT.COM - Setelah Roberto De Zerbi dicaplok Brighton and Hove Albion, Juventus kehilangan salah satu opsi terbaik jika ingin memecat Massimiliano Allegri.

Sebelumnya, Roberto De Zerbi masuk daftar calon kuat penerus Massimiliano Allegri jika eks pelatih AC Milan itu dipecat Juventus.

Namun, peluang Bianconeri hangus setelah Brighton and Hove Albion resmi mengumumkan penunjukan Roberto De Zerbi, Minggu (18/9/2022).

The Seagulls mengontrak eks pelatih Sassuolo dan Shakhtar Donetsk sebagai penerus Graham Potter, yang dilepas ke Chelsea.

Brighton, yang saat ini menduduki peringkat keempat di klasemen Liga Inggris, mengikat De Zerbi sampai 2026.

Mantan gelandang AC Milan tersebut diidentifikasi memiliki filosofi yang tidak jauh berbeda dari Potter.

Bersama klub yang bermaterikan pemain-pemain potensial di bawah radar, De Zerbi mengedepankan penguasaan bola, fleksibilitas taktik, serta gaya permainan menyerang yang disiplin.

Baca Juga: Bukannya Lomba Rebut Scudetto, Allegri dan Inzaghi Malah Dulu-duluan Dipecat Juventus dan Inter Milan

Fitur inilah yang diyakini segelintir fan cocok buat mengubah gaya menjemukan Massimiliano Allegri di Juventus.

Pada periode keduanya menukangi Juve, taktik Allegri sering dianggap dinosaurus alias ketinggalan zaman banget.

Dia dikritik karena membangun tim jadi cenderung bertahan dan menghindari kekalahan daripada mengejar kemenangan.

Materi mewah dibikinnya bermain serbasalah.

Bagi klub sekelas Juventus, statistik jumlah gol (9), tembakan per partai (12,9), hingga rataan penguasaan bola (49,1%) yang lebih rendah dari Salernitana sudah merupakan fakta mencemaskan.

Semuanya ini bermuara kepada kondisi mereka cuma menduduki peringkat 8 di klasemen Liga Italia dan jadi tim terpayah di grup Liga Champions bersama Maccabi Haifa.

Namun, fan Bianconeri mesti bersabar menyaksikan tim mereka tetap memeragakan taktik dinosaurus ala Allegri, kecuali jika dia dapat memutarbalikkan kondisi.

VINCENZO PINTO/AFP
Reaksi Massimiliano Allegri dalam duel Juventus vs Benfica di fase grup Liga Champions di Allianz Stadium Turin (14/9/2022).

Petinggi Juventus tak bisa memecat pria berusia 55 tahun, setidaknya buat saat ini.

"Gila untuk memecat Allegri sekarang. Allegri memiliki proyek di sini untuk dikembangkan empat tahun ke depan," ujar CEO Juventus, Maurizio Arrivabene.

"Kami mempunyai proyek jangka panjang, saya terlibat juga sebagai CEO," imbuhnya.

Alibi pentingnya adalah Juventus tidak memiliki bujet leluasa buat menunjuk pelatih baru, apalagi berkaliber top seperti Thomas Tuchel, Zinedine Zidane, dan Mauricio Pochettino.

Selain wajib memberi Allegri pesangon yang besar, kecuali jika dia mundur sukarela dan merundingkan kompensasi yang disanggupi klub, Juventus harus menggaji para pelatih elite tersebut dengan standar upah tinggi.

Baca Juga: Alasan Juventus Tak Pecat Allegri, Hangus 776 Miliar dan Siapa yang Mau Bayar Gaji Tuchel?

Karena itulah Roberto De Zerbi dipandang sebagai kandidat paling mungkin bagi Juventus kalau terpaksa memecat Allegri.

Dari sisi finansial maupun teknis, dia masuk jajaran atas di daftar pertimbangan.

Akan tetapi, setelah De Zerbi melayang, Bianconeri kini dikaitkan dengan figur 'ekonomis' lain, yakni Paolo Montero.

Di mata fan, bek legendaris timnas Uruguay memiliki keunggulan ikatan emosional yang erat sebagai pemain Juventus pada 1995-2006.

Saat ini berstatus pelatih tim junior Si Nyonya Tua, pengeluaran Bianconeri juga tak akan membengkak karena gaji Montero masih termasuk entry level.

Dikutip BolaSport.com dari Sportmediaset, Allegri masih diberikan kesempatan untuk merenungkan serta merevolusi mentalitas dan gaya bermain tim dalam dua pekan ke depan selama jeda internasional.

Kemungkinan besar, fan juga harus bersabar melihat sosoknya berada di area teknik sampai Oktober atau awal November mendatang.

Saat itu bakal diketahui apakah Allegri bisa memenuhi target klub untuk lolos ke babak 16 besar Liga Champions.