2 Pelajaran dari Peristiwa Hillsborough yang Bisa Diterapkan di Tragedi Kanjuruhan

By Sri Mulyati - Minggu, 2 Oktober 2022 | 10:11 WIB
PSG memberi penghormatan untuk tragedi Hillsborough 1989 setelah tiba di Liverpool. (azizgancar)

BOLASPORT.COM - Tragedi sepak bola yang terjadi di Stadion Kanjuruhan bisa menerapkan dua pelajaran dari peristiwa Hillsborough pada 47 tahun silam.

Sepak bola Indonesia berduka usai laga Liga 1, Arema FC versus Persebaya, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).

Berdasarkan laporan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afina, dalam konferensi pers di Malang, Minggu (2/10/2022) dini hari WIB, jumlah korban meninggal dunia dari tragedi Kanjuruhan mencapai 127 orang.

Mengacu pada jumlah korban jiwa yang dirilis kepolisian, tragedi Kanjuruhan kini menjadi laga kedua yang paling banyak memakan korban jiwa dalam sejarah sepak bola.

Jumlahnya melebihi korban tragedi Hillsborough yang memakan 96 jiwa pada 1989.

Tragedi Hillsborough yang terjadi pada laga semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest menjadi salah satu alasan dari revolusi sepak bola di Inggris.

Penyebab dan jumlah korban yang hampir sama dengan tragedi Kanjuruhan membuat peristiwa ini bisa dijadikan contoh sepak bola Indonesia untuk mulai berbenah.

Baca Juga: Potensi Hukuman FIFA untuk Tragedi Kanjuruhan yang Tewaskan 127 Orang, Indonesia Bisa Urung Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Berikut dua hal yang bisa dipelajari dari tragedi Hillsborough agar peristiwa di Stadion Kanjuruhan tidak terulang, dikutip BolaSport.com dari NBC Sports: