Kenapa Juara MotoGP Tak Semeyakinkan Zaman Rossi dan Marquez?

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Senin, 5 Desember 2022 | 07:00 WIB
Dari kiri: Joan Mir, Fabio Quartararo, dan Francesco Bagnaia berada di podium setelah balapan MotoGP Portugal 2021.Tiga pembalap angkatan 2019 ini menjadi juara MotoGP dalam tiga musim terakhir. (TWITTER.COM/MOTOGP)

Penyeragaman teknis di sektor ECU dan ban yang terjadi pada 2016 berhasil mempersempit gap antara tim dan pembalap MotoGP.

Tahun ini ada 14 pembalap berbeda yang berhasil finis tiga besar, tujuh di antaranya mencetak kemenangan.

Ditambah sensitifnya ban Michelin dengan perubahan temperatur, pembalap akan mengalami kesulitan besar begitu membuat kesalahan dalam pengaturan.

Pembalap anyar Red Bull KTM, Jack Miller, melihatnya penyebab lebih seringnya pembalap untuk gagal menyelesaikan balapan.

"Semua orang berlomba di level yang sangat menegangkan, untuk menciptakan kecepatan yang diperlukan agar tampil kompetitif di setiap akhir pekan," ucapnya.

"Saya pikir ini sedikit lebih mempersulit kami untuk tampil sekonsisten mungkin dibanding sebelumnya."

"Dahulu kita tidak bisa bersaing dalam perburuan gelar jika gagal finis lebih dari sekali."

Miller juga mengalami lima DNF tetapi masih terlibat dalam persaingan untuk gelar juara sampai gagal finis di GP Australia, balapan ketiga dari belakang.

"Dengan banyaknya motor yang kencang sekarang, kita akan mengalami kesulitan untuk mencetak angka saat harinya tidak sedang bagus," tambahnya.

Baca Juga: Francesco Bagnaia Bicara Andil Valentino Rossi dalam Kesuksesannya