Piala Dunia U-17 2023 - Pelatih Argentina Ungkap Kondisi Claudio Echeverri yang Main Lawan Mali meski Diselimuti Kabar Duka

By Wila Wildayanti - Sabtu, 2 Desember 2023 | 07:30 WIB
Pelatih Argentina Diego Placente ungkap kondisi Claudio Echeverri yang tetap memilih bermain melawan Mali dalam perebutan juara ketiga Piala Dunia U-17 2023 meski diselimuti kabar duka sang nenek meninggal. (MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Pelatih Timnas U-17 Argentina, Diego Placente, mengungkapkan kondisi pemain andalannya, Claudio Echeverri, yang akhirnya memilih bermain melawan Mali meski masih diselimuti kabar duka.

Seperti diketahui, sebelumnya Claudio Echeverri memang sudah disebut-sebut bakal absen dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Dunia U-17 2023 melawan Mali.

Hal ini karena pemain yang disebut-sebut sebagai titisan Lionel Messi itu tengah diselimuti kabar duka lantaran neneknya meninggal dunia.

Dia jadi diragukan bakal membela Timnas U-17 Argentina melawan Mali di Stadion Manahan, Solo, Jumat (1/12/2023).

Baca Juga: Top Skor Piala Dunia U-17 2023 - Tampil Mejan saat Argentina Dipecundangi Mali, Junior Lionel Messi Tetap Tak Tersentuh di Puncak 

Ternyata keraguan itu dipatahkan saat pemain berusia 17 tahun tersebut masuk pada babak kedua.

Claudio Echeverri masuk menggantikan Gustavo Albarracin pada menit ke-46.

Masuknya Echeverri ini sebenarnya cukup mengejutkan karena sebelumnya Diego Placente mengaku tidak akan memaksakan pemain andalannya itu.

Diego Placente menilai kehilangan orang terkasih saat menjalani turnamen tentu saja membuat situasi menjadi tidak mudah.

Untuk itu, tim pelatih memilih tak akan memaksakan Echeverri tampil melawan Mali.

Placente bahkan mengaku akan tetap menghormati keputusan Echeverri apabila tak ingin turun bermain karena masih diselimuti kabar duka.

Namun, pemain bernomor punggung 10 itu akhirnya tetap memilih bermain menghadapi Mali.

Terkait hal ini, Diego Placente mengatakan bahwa sebenarnya Claudio Echeverri membuat keputusan yang tak mudah.

Baca Juga: Sukses Gelar Piala Dunia U-17 2023, JIS Siap Songsong Banyak Event Internasional

Placente mengungkapkan Echeverri akhirnya memutuskan bermain tidak dalam kondisi terbaiknya.

Dia diyakini dalam perasaan dan pikiran yang sedikit kacau.

Akan tetapi, pemain yang sudah mencetak 5 gol dan 1 assist dalam 6 pertandingan bersama Argentina U-17 di Piala Dunia U-17 2023 ini tak bisa diam.

Menurutnya, dalam kondisi yang tidak benar-benar kuat itu, Echeverri akhirnya tetap memutuskan untuk bermain.

Placente mengatakan dia memutuskan bermain karena situasi yang dihadapi Argentina pada babak pertama memang sulit.

Tim berjulukan Abicelestes tersebut telah kebobolan dua kali dan tim terus ditekan Mali hingga babak pertama berakhir.

Oleh karena itu, Claudio Echeverri memutuskan masuk bermain melawan Mali dengan usaha yang dia miliki.

Akan tetapi, Mali tetap tampil kuat dan bukan lawan yang mudah hingga akhirnya Argentina dipaksa mengakui keunggulan mereka.

Baca Juga: Final Piala Dunia U-17 2023 - Timnas U-17 Jerman Berambisi Catatkan Sejarah Baru, Kawinkan Dua Gelar Prestisius 

"Sebenarnya dia tidak benar-benar berada dalam pikiran dan kondisi yang kuat untuk menjalani pertandingan," ujar Diego Placente kepada awak media seusai pertandingan di Stadion Manahan, Solo, Jumat (1/12/2023).

"Kemudian, dengan situasi seperti itu, tidak ada gol, dan dia masuk dengan semangat sebanyak yang dia bisa lakukan," ucapnya.

Sementara itu, saat menyinggung soal kekalahan telak dari Mali dengan skor 0-3, Diego Placente mengaku bahwa laga melawan wakil Afrika itu bukan pertandingan yang mudah.

Apalagi kondisi para pemain Argentina dipastikan tak dalam level terbaiknya.

Placente mengaku bahwa anak asuhnya kelelahan setelah menghadapi laga semifinal melawan Jerman pada Selasa (28/11/2023).

Menurutnya, pertandingan tersebut memang melelahkan dan sangat menguras tenaga.

Baca Juga: Piala Dunia U-17 2023 - Pelatih Timnas U-17 Prancis Ingin Jalan-jalan di Indonesia Setelah Laga Final 

Pada laga melawan Mali ini, Placente mengaku jadi mencoba melakukan perubahan dengan memainkan beberapa pemain baru.

Namun, permainan bagus lawan membuat timnya tak bisa berbuat banyak dan harus mengakui keunggulan Mali.

"Kami kalah itu karena masalah fisik. Ketika kami mencoba bermain, tim juga tidak menemukan ketajaman,” kata Diego Placente.

“Tidak ada energi yang kami miliki. Mereka lebih unggul dan ketika Anda kalah dalam duel serta petarungan satu lawan satu, tentu saja mudah untuk mulai terjerembab sendiri,” tuturnya.