Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

10 Insiden Kematian Suporter di Italia, akibat Keroyokan hingga Tertembak Polisi

By Beri Bagja - Rabu, 26 September 2018 | 06:15 WIB
Francesco Totti ikut memberikan penghormatan atas meninggalnya Gabriele Sandri (latar belakang) menjelang kick-off partai Liga Italia antara AS Roma lawan Lazio di Stadion Olimpico, Roma, 19 Maret 2008.
ALBERTO PIZZOLI / AFP
Francesco Totti ikut memberikan penghormatan atas meninggalnya Gabriele Sandri (latar belakang) menjelang kick-off partai Liga Italia antara AS Roma lawan Lazio di Stadion Olimpico, Roma, 19 Maret 2008.

 Liga Indonesia dihentikan sementara seiring kasus yang menewaskan suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla. Liga Italia pernah mengalami insiden serupa, bahkan menelan korban puluhan kali.

Menpora Imam Nahrawi resmi menghentikan kompetisi selama dua pekan setelah insiden yang menewaskan Haringga Sirla jelang partai Liga 1 antara Persib Bandung kontra Persija, Minggu (23/9/2018).

Contoh serupa pernah dialami Liga Italia pada musim 1994-1995.

Saat itu, tiga lapis kompetisi Negeri Piza disetop sementara pasca-insiden penikaman terhadap fan Genoa, Vincenzo Spagnolo, pada 29 Januari 1995.

(Baca juga: Liga Indonesia Dihentikan karena Suporter Tewas, Liga Italia Pernah Alami Hal Sama)

Penghentian dilakukan pemerintah dan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) sebagai reaksi dan penghormatan untuk korban.

Kiprah ultras atau pendukung garis keras di Italia memang kerap menjadi momok bagi aparat keamanan, otoritas, hingga antarsuporter sendiri. 

Berikut BolaSport.com merangkum 10 insiden yang menewaskan suporter klub Liga Italia.

(Baca juga: Akibat Insiden Berdarah GBLA, Menpora Resmi Setop Liga Indonesia)

Tragedi kematian itu timbul akibat berbagai hal, seperti bentrokan antarsuporter, suporter dengan pihak keamanan, hingga insiden kelalaian suporter.

28 April 1963

Salernitana dan Potenza melakoni duel krusial untuk promosi ke Serie B.

Akibat penalti yang tak diberikan buat Salernitana, fan menginvasi lapangan.

(Baca juga: Bambang Pamungkas: Ngilu Bayangin Tanpa Sepak Bola di Republik, tetapi Saya Setuju!)

Kerusuhan terjadi dan polisi melepaskan tembakan peringatan.

Peluru nyasar mengenai fan Salernitana, Giuseppe Plaiatano (48 tahun). Korban pun tewas.

28 Oktober 1979

Sejam sebelum kick-off derbi ibu kota antara AS Roma kontra Lazio di Olimpico, pendukung dari Curva Sud yang dihuni suporter Roma melepaskan petasan.

Lemparan api melintasi tribune dan mendarat di wajah fan Lazio, Vincenzo Paparelli.

Dia mengalami cedera serius, dibawa ke rumah sakit, tetapi nyawanya tak bisa diselamatkan.

Tersangka diketahui adalah pendukung AS Roma yang baru berusia 18 tahun, Giorgio Fiorillo.

8 Februari 1984

Dalam akhir pertandingan Triestina vs Udinese di Piala Italia, insiden serius pecah hingga memaksa aparat keamanan melakukan intervensi.

Fan Triestina, Stefano Furlan, meninggal karena cedera berat di kepala.

Akibat paling berat diduga karena serangan dari aparat.

30 September 1984

Insiden yang menyebabkan Marco Fonghessi meninggal dunia merupakan kesalahpahaman fatal.

Fonghessi tewas setelah ditikam beberapa oknum suporter AC Milan seusai I Rossoneri melawan Cremonese.

Dia disergap dalam mobil berpelat nomor wilayah Cremonese. Ternyata, Fonghessi merupakan suporter AC Milan, bukan seperti dugaan awal sebagai fan kubu lawan.

Pelaku tak sempat mendengarkan pengakuan Fonghessi karena telanjur dibutakan emosi.

9 Oktober 1988

Bentrokan antara pendukung Ascoli dan Inter Milan meledak pada akhir laga di Stadion Del Duca.

Anggota ultras Ascoli, Nazzareno Filippini (32), mengalami cedera serius setelah terlibat baku hantam dan meninggal dunia usai dibawa ke rumah sakit di bilangan Ancona.

4 Juni 1988

Suporter AS Roma berusia 18 tahun, Antonio De Falchi, menghadapi serangan sekitar 20 anggota ultras AC Milan jelang kick-off.

De Falchi meninggal dunia karena serangan jantung yang disebabkan bentrokan tersebut.

29 Januari 1995

Suporter Genoa, Vincenzo Spagnolo, meninggal dunia akibat tusukan oknum fan AC Milan yang kala itu masih berusia 18 tahun, Simone Barbaglia, menjelang pertandingan.

Barbaglia divonis penjara 15 tahun.

Bentrokan diawali oleh saling ejek, baku hantam, dan berujung penusukan terhadap Spagnolo dengan pisau sepanjang 12 sentimeter.

24 Mei 1999

Salah satu hari paling kelam dalam sejarah ultras di Italia melibatkan suporter Salernitana saat pulang tandang dari Piacenza.

Menyaksikan klub kesayangan terdegradasi akibat hasil laga di Piacenza, fan Salernitana melampiaskan amarah dalam perjalanan pulang.

Dalam kereta yang menampung 1.100 pendukung Salernitana, mereka hanya dikawal 12 petugas kepolisian.

(Baca juga: Orang Tua Haringga Sirla Ungkap Firasat Sebelum Anaknya Tewas Dikeroyok Oknum Bobotoh)

Nyaris sepanjang perjalanan, fan mengamuk dengan membanting kursi, memecahkan botol dan kaca, hingga dilaporkan menyulut api sendiri.

Menjelang kedatangan di Salerno, kereta dipenuhi asap dan terbakar. Malang, empat suporter muda gagal menyelamatkan diri.

Mereka adalah Vincenzo Lioni (15), Ciro Alferi (15), Simone Vitale (21), dan Giuseppe Diodato (23).

11 November 2007

Gabriele Sandri, fan Lazio yang juga DJ profesional, tewas karena tertembak saat berada di dalam mobil.

Dia terkena peluru petugas kepolisian saat terjadi bentrokan di Arezzo antara ultras Lazio yang hendak menyaksikan duel kontra Inter Milan dengan suporter Juventus yang sedang dalam perjalanan ke Parma.

Insiden ini memicu gelombang friksi lanjutan antara suporter dengan kepolisian Italia.

Sang tersangka, Luigi Spaccarotella, disidang di Pengadilan Tinggi dan divonis bui 9 tahun.

25 Juni 2014

Ciro Esposito (31), pendukung Napoli, meninggal setelah mengalami luka tembak di dada sebelum duel final Coppa Italia melawan Fiorentina di Olimpico, Roma (3/5/2014).

Esposito berada dalam arus bentrokan fan Napoli dengan ultras tim lokal, AS Roma.

Pentolan ultras Roma, Daniele De Santis, divonis sebagai tersangka dan dikenai sanksi 26 tahun.

Esposito sempat bertahan dalam koma selama 50 hari, sebelum meninggal pada 25 Juni 2014.


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : independent.co.uk, corriere.it

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
38
91
2
Arsenal
38
89
3
Liverpool
38
82
4
Aston Villa
38
68
5
Tottenham
38
66
6
Chelsea
38
63
7
Newcastle
38
60
8
Man United
38
60
9
West Ham
38
52
10
Crystal Palace
38
49
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
38
95
2
Barcelona
38
85
3
Girona
38
81
4
Atlético Madrid
38
76
5
Athletic Club
38
68
6
Real Sociedad
38
60
7
Real Betis
38
57
8
Villarreal
38
53
9
Valencia
38
49
10
Alavés
38
46
Klub
D
P
1
Inter
38
94
2
Milan
38
75
3
Juventus
38
71
4
Atalanta
38
69
5
Bologna
38
68
6
Roma
38
63
7
Lazio
38
61
8
Fiorentina
38
60
9
Torino
38
53
10
Napoli
38
53
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X