Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Sejarah Hari Ini, Eks Kiper Timnas Jerman Akhiri Nyawa Dirinya Sendiri karena Depresi

By Dimas Wahyu Indrajaya - Jumat, 10 November 2017 | 14:29 WIB
Mantan kiper timnas Jerman dan Hannover 96, Robert Enke.
TALKSPORT.COM
Mantan kiper timnas Jerman dan Hannover 96, Robert Enke.

Bergelut dengan depresi berkepanjangan, tanggal 10 November 2009 menjadi akhir kisah hidup pesepak bola Jerman, Robert Enke.  

Pria kelahiran Jena, Jerman Barat, 24 Agustus 1977 yang berkarier di posisi kiper itu mengakhiri hidupnya sendiri pada usia 32 tahun.

Enke memulai karier profesionalnya pada 1995 di Carl Zeiss Jena pada musim 1995-1996.

Ia mengawali debut profesional melawan klub masa depannya, Hannover 96 di ajang Bundesliga 2 pada 11 November 1995.

Hanya bermain sebanyak tiga kali dalam semusim, Enke memilih cabut ke klub divisi utama Borussia Moenchengladbach pada akhir musim.

Dua musim merumput bersama M'Gladbach U-23 Enke mendapat pelajaran dari kiper nomor satu klubnya Uwe Kamps, puncaknya talenta yang dimilikinya tercium timnas Jerman U-21 pada 1997.

Enke pun mendapatkan kesempatan main saat Kamps cedera.

Laga melawan Schalke 04 pada 15 Agustus 1998 menjadi laga perdananya di Bundesliga Jerman dimana timnya menang 3-0 dan duduk di puncak klasemen sementara.

Pada Juni 1999, Enke mencoba peruntungan di klub Portugal, Benfica.

Mendapat kontrak tiga tahun, Enke yang menurut buku "A Life Too Short: The Tragedy of Robert Enke" mempunyai riwayat serangan panik menjadi salah satu dari empat kiper Benfica.

Dalam tiga tahun Benfica berganti tiga kali pelatih dan pernah finis di posisi terenda (enam) tanpa memenangkan trofi.

Meski begitu, performa Enke dipuja fan, sampai-sampai ia menjadi incaran sejumlah klub tenar seperti Arsenal, Atletico Madrid, dan Manchester United.

Benfica yang sedang dalam keadaan susah di segi finansial sehingga pembayaran gaji yang sering telat membuat Enke angkat kaki ke klub Spanyol, Barcelona pada 2002.

Menjadi kiper Barcelona membuat kariernya mandek.

Enke mesti bersaing dengan dua kiper lain, yakni Roberto Bonano dan Victor Valdes.

Gelar "keadaan kiper paling sulit seantero Eropa" pun disematkan pada Enke karena sulitnya menembus posisi inti.

Debut Enke diserahkan pelatih Louis van Gaal kala Barcelona melawan Novelda CF di ajang Copa del Rey pada 11 September 2002.

Kalah 2-3 dari penghuni kasta ketiga Liga Spanyol, enke mendapat kritikan dari rekan setimnya Frank de Boer.

Pada 2003, Barcelona yang ditangani Frank Rijkaard membuat Enke lebih terpinggirkan.

Kiper dengan tinggi 186 centimeter dipinjamkan ke klub Turki, Fenerbahce pada 2003 dan klub spanyol, Tenerife di tahun berikutnya.

Gagal bersinar di luar Jerman membuat Enke pulang kampung.

Pada Juli 2004 Hannover 96 menjadi pelabuhan baru sekaligus terakhirnya.

Penampilannya di Hannover stabil meski tak ada gelar bergengsi di level tim yang berdatangan padanya.

Menjabat sebagai kapten mulai musim 2007-2008, Enke yang pernah dipanggil timnas Jerman senior kembali mendapat kepercayaan.

Sejak berkiprah di timnas, Enke memang sulit menggeser Oliver Kahn di bawah mistar gawang Tim Panser.

Usai Kahn pensiun, Enke masih berada di bayang-bayang eks kiper Arsenal Jens Lehmann.

Saat Lehmann pensiun pada 2008, Enke berkesempatan menjadi kiper utama walau sayangnya ia terjangkit infeksi bakteri yang membuatnya batal unjuk gigi pada September dan Oktober 2009.

Pengujung akhir tahun 2009, menjadi akhir kisah Enke yang mempunyai depresi berkepanjangan karena ditinggal putri kecilnya.

Buah hati hasil pernikahannya dengan Teresa Reim, Lara, meninggal pada usia dua tahun karena terjadi komplikasi di jantungnya pasca operasi kelainan jantung di tahun 2006.

Meski mengadopsi bayi perempuan, Leila, pada Mei 2009, depresi Enke belumlah terobati.

Ia pun mengakhiri hidupnya dengan membiarkan dirinya ditabrak kereta di kota Neustadt am Ruebenberge.

Sangatlah tragis, mengingat Enke di tahun itu baru saja menyandang kiper terbaik musim 2008-2009 Liga Jerman dan termasuk dalam skuat timnas untuk Piala Dunia 2010.

Diungkapkan agennya yang merupakan teman dekat Enke, Jorg Neblung gangguan psikologis memang dimiliki Enke dan diketahui pada 2002.

"Ia punya masalah yang sama di pagi hari di Barcelona; ketakutan saat bangun, takut gagal, panik, dan semuanya membuatnya jadi kuat. Kami melakukan terapi sejak saat itu," ujar Neblung dikutip BolaSport.com dari The Guardian.

Begitu juga yang dirasakan ayah Enke, Dirk, yang merupakan psikologis olahraga.

Dirk mengutarakan adanya banyak ketakutan dan gangguan mental yang dirasakan anaknya.

"Saaat menjalani fase-fase kritis, Roberti takut bola ditembakkan ke gawangnya."

"Saat kambuh, ia tak mau latihan, ia tidak bisa membayangkan berada di bawah gawang."

"Ia kemudian bertanya apakah saya akan marah padanya jika tidak bermain sepak bola, lantas saya jawab: 'Robert, itu bukanlah yang terpenting, tak akan diberkati'," jelas Dirk.

Pasca kejadian tragis yang menimpa Enke, suporter Hannover mengiringi kepergiannya.

Pada 15 November 2009, 40 ribu orang mengisi stadion AWD-Arena untuk melakukan testimoni akhir pada Enke.

Para pemain Hannover juga memasang nomor satu pada dada mereka sepanjang musim 2009-2010 untuk mengenang jasa mantan kipernya itu.

Asosiasi Persepakbolaan Jerman dibantu Hannover pun turut bergerak menghadapi situasi duka itu.

Mereka membuat yayasan untuk membantu pesepak bola yang menderita beban psikologis agar tak ada lagi Enke-Enke yang lain di sepak bola Liga Jerman.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Dari Berbagai Sumber

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
38
91
2
Arsenal
38
89
3
Liverpool
38
82
4
Aston Villa
38
68
5
Tottenham
38
66
6
Chelsea
38
63
7
Newcastle
38
60
8
Man United
38
60
9
West Ham
38
52
10
Crystal Palace
38
49
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
38
95
2
Barcelona
38
85
3
Girona
38
81
4
Atlético Madrid
38
76
5
Athletic Club
38
68
6
Real Sociedad
38
60
7
Real Betis
38
57
8
Villarreal
38
53
9
Valencia
38
49
10
Alavés
38
46
Klub
D
P
1
Inter
38
94
2
Milan
38
75
3
Juventus
38
71
4
Atalanta
38
69
5
Bologna
38
68
6
Roma
38
63
7
Lazio
38
61
8
Fiorentina
38
60
9
Torino
38
53
10
Napoli
38
53
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X