Gelaran Piala Dunia 2018 akan melangsungkan babak 16 Besar mulai Sabtu (30/6/2018) waktu Indonesia.
Sebelum melangkah ke babak 16 Besar, ada baiknya menilik kembali perjalanan yang telah dilalui 32 peserta di fase grup Piala Dunia 2018.
Di Grup A, Uruguay dan Rusia menjadi dua tim terbaik yang berhak melangkah ke babak selanjutnya. Lalu di Grup B, Spanyol dan Portugal menjadi wakil di fase gugur.
Prancis dan Denmark mewakili Grup C, sementara Nigeria dan Argentina dari Grup D.
Untuk Grup E, Brasil dan Swiss merebut tiket ke babak 16 Besar, dan akan berhadapan dengan Meksiko dan Swedia yang merupakan dua tim teratas Grup F.
(Baca Juga: Deja Vu 1966, Piala Dunia 2018 Pulang ke Rumah?)
Dua wakil Grup G, Belgia dan Inggris akan berjuang melawan dua tim dari Grup H yakni Kolombia dan Jepang.
Laga fase grup banyak menghadirkan kontroversi dan kejadian-kejadian unik tiap matchday.
Berikut BolaSport.com telah merangkum 5 kejadian unik yang terjadi di fase grup Piala Dunia 2018:
1. KUTUKAN JUARA PIALA DUNIA MASIH BERLANJUT
Timnas Jerman lagi-lagi membuktikan bahwa kutukan juara masih menghantui di Piala Dunia 2018.
Jerman tersingkir dari Grup F setelah dikalahkan Meksiko (0-1) dan Korea Selatan (0-2) serta hanya sekali menang lawan Swedia (2-1).
Tak hanya gagal lolos, Jerman juga menduduki posisi juru kunci Grup F setelah hanya mengoleksi tiga poin dari tiga laga.
Padahal, Jerman merupakan tim unggulan sekaligus juara bertahan Piala Dunia.
Selain itu, Der Panzer juga menjadi tim terbaik dalam hal ranking FIFA.
2. VAR JUSTRU MENIMBULKAN KONTROVERSI BARU
Di Piala Dunia 2018, teknologi Video Assistant Referee (VAR) pertama kali digunakan di ajang Piala Dunia.
Tujuannya, agar menghindarkan laga-laga Piala Dunia 2018 dari kontroversi dan kesalahan wasit.
Namun yang terjadi, Piala Dunia 2018 justru mencatat jumlah penalti paling banyak di antara Piala Dunia sebelumnya. Sebanyak 24 penalti diberikan oleh wasit di fase grup.
Selanjutnya, banyak keputusan wasit yang merujuk pada penggunaan VAR namun menuai tanda tanya dari penonton.
Contohnya, ketika laga Nigeria vs Argentina dan bola menyentuh tangan Marcos Rojo, penalti di menit akhir untuk Iran saat melawan Portugal, dan insiden penyerang Serbia yang dijatuhkan oleh dua bek Swiss namun tak dianggap pelanggaran.
(Baca Juga: Juara Piala Dunia Ditentukan Pep Guardiola?)
3. TUAN RUMAH TAMPIL GEMILANG
Timnas Rusia mengejutkan publiknya sendiri kala menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.
Pasalnya, dilansir BolaSport.com dari Four Four Two, sebanyak 75 persen fan Rusia pesimistis di ajang sepak bola terakbar sejagat itu.
Bahkan, fan menilai Tim Beruang Merah akan gagal lolos dari Grup A yang juga dihuni Uruguay, Arab Saudi, dan Mesir.
Namun Rusia mengejutkan ketika mencukur Arab Saudi dengan skor 5-0 dan Mesir dengan skor 3-1.
Pada laga terakhir Dennis Cheryshev dkk harus takluk 0-3 dari Uruguay sehingga hanya lolos ke babak 16 Besar sebagai runner-up Grup A.
4. POIN FAIR PLAY UNTUNGKAN TIM ASIA
Selain VAR, Piala Dunia 2018 juga pertama kali menggunakan aturan nilai fair play dalam menentukan peringkat di fase grup.
Sederhananya, tim yang mendapatkan lebih sedikit kartu akan memiliki nilai fair play lebih tinggi.
Tim pertama yang diuntungkan oleh aturan ini adalah wakil Asia, Jepang.
Tim Samurai lolos sebagai runner-up Grup H meski memiliki poin, selisih gol, dan head-to-head yang sama dengan Senegal.
Namun, Jepang hanya mengoleksi empat kartu kuning dalam tiga pertandingan sementara Senegal enam.
5. PIALA DUNIA DENGAN 48 PESERTA KURANG MENGHIBUR
Di Piala Dunia 2018 ada beberapa tim yang gagal bersaing di fase grup. Sebut saja Panama, Arab Saudi, dan Tunisia yang melalui turnamen tersebut dengan langkah berat.
Jepang dan Meksiko menjadi dua tim yang mampu lolos ke 16 Besar di luar negara asal Eropa dan Amerika Selatan.
Hal itu menandakan persaingan antarbenua masih belum seimbang.
Apalagi jika Piala Dunia mengusung 48 peserta seperti yang didengungkan Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko selaku tuan rumah Piala Dunia 2026.
Tentu akan banyak tim-tim kuda hitam yang gagal bersaing dengan tim besar asal Eropa dan Amerika Selatan.
Editor | : | Taufan Bara Mukti |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar