Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Terkenal Kalem, Roger Federer Ternyata Memiliki Masa Lalu Kelam

By Susi Lestari - Rabu, 22 November 2017 | 18:06 WIB
Petenis putra Swiss, Roger Federer, melakukan selebrasi setelah memastikan Tim Eropa yang dibelanya menang atas Tim Dunia pada turnamen ekshibisi Laver Cup 2017 di O2 Arena, Praha, Republik Ceska, 22-24 September.
MICHAL CIZEK/AFP PHOTO
Petenis putra Swiss, Roger Federer, melakukan selebrasi setelah memastikan Tim Eropa yang dibelanya menang atas Tim Dunia pada turnamen ekshibisi Laver Cup 2017 di O2 Arena, Praha, Republik Ceska, 22-24 September.

Petenis profesional asal Swiss, Roger Federer, ternyata memiliki masa lalu yang tidak biasa saat muda.

Saat masih belia, Federer pernah dibawa ke psikolog karena memiliki gangguan tidak bisa mengontrol emosi.

Federer remaja adalah sosok yang tidak mudah mengendalikan kemarahan.

Hal yang justru terlihat berbanding terbalik dengan Federer dewasa yang terkenal dengan sikap kalemnya baik di luar atau di dalam lapangan.

(Baca Juga:Hong Kong Open 2017 - Berry/Hardianto Susul Marcus/Kevin ke Babak Kedua)

"Ada saat ketika saya melempar raket setelah pertandingan karena tidak bisa mengendalikan kemarahan," kata peraih 19 gelar Grand Slam tersebut saat mengenang dirinya ketika berusia 16 tahun dikutip BolaSport.com dari Express.

"Pada usia 17 tahun, keluarga memutuskan saya harus pergi ke psikolog karena saya terlalu sering marah-marah di lapangan," ujar Federer.

Setelah menemui psikolog, petenis berusia 36 tahun itu mulai menunjukkan perkembangan yang lebih baik.

"Setelah kejadian itu, setiap kali mendapat tekanan, saya memikirkan usaha keras yang telah saya lakukan untuk mencapai tujuan saya sekarang," kata Federer menjelaskan.

Hal tidak terduga lainnya juga dilakukan Federer di tahun 2004.

(Baca Juga:Link Live Streaming Hari Kedua Hong Kong Open 2017)

"Usai mampu mengontrol kemarahan, saya yang saat itu menjadi petenis nomor satu untuk pertama kalinya memutuskan berhenti merokok."

Bagi Federer, kisahnya di masa lalu selalu memberi motivasi untuk melakukan yang terbaik dalam setiap pertandingan.

"Saya adalah tipikal orang yang terlihat menangis baik setelah mendapat kemenangan atau kekalahan penting. Hal itu bukan karena apa-apa, saya hanya melakukan usaha tentang pengorbanan di masa lalu hingga bisa seperti sekarang ini," ucap Federer.


Editor : Ignatius Wijayatmo
Sumber : express.co.uk

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
38
91
2
Arsenal
38
89
3
Liverpool
38
82
4
Aston Villa
38
68
5
Tottenham
38
66
6
Chelsea
38
63
7
Newcastle
38
60
8
Man United
38
60
9
West Ham
38
52
10
Crystal Palace
38
49
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
38
95
2
Barcelona
38
85
3
Girona
38
81
4
Atlético Madrid
38
76
5
Athletic Club
38
68
6
Real Sociedad
38
60
7
Real Betis
38
57
8
Villarreal
38
53
9
Valencia
38
49
10
Alavés
38
46
Klub
D
P
1
Inter
38
94
2
Milan
38
75
3
Juventus
38
71
4
Atalanta
38
69
5
Bologna
38
68
6
Roma
38
63
7
Lazio
38
61
8
Fiorentina
38
60
9
Torino
38
53
10
Napoli
38
53
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X