Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Kisah Sukses Francis Ngannou, Dulu Tukang Ojek Sekarang Titisan Mike Tyson di UFC

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Jumat, 15 Mei 2020 | 15:10 WIB
Petarung UFC asal Kamerun, Francis Ngannou.
TWITTER.COM/UFC
Petarung UFC asal Kamerun, Francis Ngannou.

BOLASPORT.COM - Perjuangan Francis Ngannou menjadi bintang UFC tidak mudah. Tekad kuat membuatnya bertahan hingga impiannya terwujud.

Francis Ngannou menjadi petarung yang berhasil mencuri perhatian pada UFC 249 di Jacksonville, Florida, Amerika Serikat (9/5/2020).

Pasalnya, Francis Ngannou berhasil membuat lawannya, Jairzinho Rezenstruik, KO ketika pertandingan baru berjalan 20 detik.

Ini menjadi keempat kalinya secara beruntun bagi Ngannou sukses membuat lawannya teler ketika ronde pertama belum berakhir.

Baca Juga: Hasil UFC 249 - Ngeri, Francis Ngannou Menang Brutal di Ronde Pertama Lagi

Pukulan yang keras menjadi senjata utama Ngannou. Reputasinya sebagai tukang pukul di UFC sudah terbentuk sejak beberapa tahun yang lalu.

UFC Performance Institute pada 2017 mencatat pukulan sang petarung kelas berat itu memiliki kekuatan 129.161 unit, rekor tertinggi di UFC.

Pada 2017, komentator UFC, Joe Rogan, bahkan menyebut Francis Ngannou sebagai titisan legenda tinju, Mike Tyson, di UFC.

Kekuatan petarung asal Kamerun tersebut tidak muncul begitu saja.

Baca Juga: Tanggapi Wacana McGregor vs Gaethje, Manajer Satu Frekuensi dengan Bos UFC

Ayah Ngannou dikenal sebagai jagoan di lingkungannya. Namun begitu, Ngannou tidak ingin mengikuti jejak negatif ayahnya sebagai petarung jalanan.

Ngannou bertekad untuk menjadi seorang petinju. Usaha Ngannou tidak mudah. Selain minim fasilitas, keluarganya juga tidak mendukungnya.

Ngannou sempat dibuat frustrasi dengan kehidupannya. Hal itu diungkapkannya dalam podcast Hotboxin' bersama Mike Tyson.

Baca Juga: 3 Kandidat Lawan Terkuat Mike Tyson, Semuanya Mantan Jawara Tinju

Petarung UFC asal Kamerun, Francis Ngannou, ketika beraksi pada ajang UFC 249 di VyStar Veterans Memorial, Jacksonville, Florida, AS, Minggu (10/5/2020).
TWITTER.COM/UFCNEWS
Petarung UFC asal Kamerun, Francis Ngannou, ketika beraksi pada ajang UFC 249 di VyStar Veterans Memorial, Jacksonville, Florida, AS, Minggu (10/5/2020).

"Saya dulu menjadi taksi motor di Afrika. Suatu saat saya berpikir saya tak bisa melakukan ini selamanya, bagaimana dengan mimpi saya?" tutur Ngannou.

"Umur saya saat itu 22 tahun. Saya berhenti sekolah saat usia 17 tahun. Saya berpikir apa yang saya lakukan selama ini, tidak ada?"

"Saya bertekad mengejar mimpi saya. Saya menjual motor saya. Lalu keluarga saya, semua orang berkata, 'Francis sudah gila'," imbuhnya.

Ngannou memahami kekhawatiran keluarganya. Akan tetapi tekadnya untuk mengejar mimpi sebagai petinju sudah bulat.

Baca Juga: Sekarang Lebih Kalem, Mike Tyson Ternyata Masih Bisa Emosi Jika Bertemu Orang Ini

"Mereka bilang saya harus tetap bekerja lalu menikah. Saya menjawab, 'Jadi saya akan punya anak dan tetap hidup susah? Saya tidak mau'," tutur Ngannou.

Ngannou lantas merantau keluar dari kampung halamannya. Dia sempat pindah ke Maroko selama satu tahun sebelum akhirnya tinggal di Prancis.

Kehidupan Ngannou di Prancis tidak mudah. Dia tidak punya rumah dan hidup menggelandang. Kesempatan yang dia tunggu baru datang ketika dia berusia 27 tahun.

Baca Juga: Bahaya Pukulan Terkuat di UFC, Sekali Pukul Serasa Ditabrak Mobil

"Saya masuk ke gym. Saya berkata sebenarnya saja kepada mereka bahwa saya ingin berlatih tetapi saya tidak memiliki uang," kata Ngannou.

"Mereka memberi kesempatan kepada saya. Mereka bilang akan berbicara dengan pelatih kepala dan mendengar apa pendapatnya."

"Empat hari kemudian mereka memanggil saya dan memberi tahu bahwa pelatih setuju saya bisa berlatih bersama mereka."

"Saya sangat senang. Saya merasa ini adalah awal dari segalanya," ucap Ngannou.

Francis Ngannou pada akhirnya tidak mengejar karier sebagai petinju seperti yang dia impikan melainkan sebagai atlet seni bela diri campuran (MMA).

Baca Juga: Promotor Dukung Duel Mike Tyson vs Tyson Fury, tapi Ada Syaratnya

Dari awalnya tidak tahu apa-apa soal MMA, Ngannou hanya butuh empat bulan untuk memenangi pertandingan profesional pertamanya di Prancis.

Titik balik kehidupan Ngannou terjadi ketika dia menelan kekalahan pada pertandingan keduanya.

Pengalaman kekalahan pertama itulah yang membuat Ngannou semakin mantap untuk melakoni karier sebagai petarung MMA.

"Saya tidak bisa meninggalkan MMA dengan kekalahan. Mereka akan berpikir saya sudah menyerah, jadi saya harus menyelesaikannya," kata Ngannou.

Baca Juga: Mike Tyson Unggah Video Latihan, Pukulannya Masih Bikin Lawan Gemetar

Performa apik membuat Ngannou mendapatkan kontrak dari UFC pada 2015. Startnya di UFC mulus setelah selalu menang dalam enam pertandingan pertama.

Puncaknya, Ngannou berhasil menganvaskan penantang gelar juara kelas berat UFC, Alistair Overeem, dengan pukulan kerasnya pada ronde pertama.

Ngannou berkesempatan untuk menghadapi sang juara bertahan, Stipe Miocic pada 2018. Sayangnya, dia kalah angka mutlak dari Miocic.

Ngannou bangkit dari kegagalannya. Dia memenangi empat laga terakhirnya hingga kini berada di antrean kedua dalam perebutan sabuk juara kelas berat UFC.

Baca Juga: Laporan New York Times Tentang UFC, Dana White: Saya Tak Peduli!

Kendati sudah mencapai kesuksesan di UFC, apakah Ngannou melupakan impiannya sebagai petinju seperti idolanya, Mike Tyson? Jawabannya tidak.

"Saya masih memiliki impian itu dan saya percaya bahwa saya bisa menggapainya," kata Ngannou.

"Saya percaya Anda bisa melakukannya," kata Tyson menimpali.

Baca Juga: Peran Sang Ayah hingga Khabib Nurmagomedov Sukses Menjadi Juara UFC


Editor : Ardhianto Wahyu Indraputra
Sumber : berbagai sumber

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Arsenal
36
83
2
Man City
35
82
3
Liverpool
36
78
4
Aston Villa
36
67
5
Tottenham
35
60
6
Newcastle
35
56
7
Chelsea
35
54
8
Man United
35
54
9
West Ham
36
49
10
Bournemouth
36
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
34
87
2
Girona
34
74
3
Barcelona
34
73
4
Atlético Madrid
34
67
5
Athletic Club
34
61
6
Real Sociedad
34
54
7
Real Betis
34
52
8
Valencia
34
47
9
Villarreal
34
45
10
Getafe
34
43
Klub
D
P
1
Inter
35
89
2
Milan
35
71
3
Juventus
35
66
4
Bologna
35
64
5
Atalanta
34
60
6
Roma
35
60
7
Lazio
35
56
8
Napoli
35
51
9
Fiorentina
34
50
10
Torino
35
47
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X