Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Ada Kisah Sony Dwi Kuncoro, Maria Kristin, dan Lee Chong Wei di Balik Kesuksesan Hendrawan

By Delia Mustikasari - Selasa, 30 Maret 2021 | 19:55 WIB
Mantan pebulu tangkis Indonesia, Hendrawan.
BADMINTON INDONESIA
Mantan pebulu tangkis Indonesia, Hendrawan.

BOLASPORT.COM - Pelatih tunggal putra Malaysia asal Indonesia, Hendrawan, punya banyak pengalaman mengantar pemain asuhan bangkit dari keterpurukan.

Belum lama ini, Hendrawan berperan dalam keberhasilan Lee Zii Jia naik podium tertinggi pada All England Open 2021.

Hendrawan juga bersama Lee Chong Wei ketika harus berurusan dengan masalah doping pada 2015. Akibatnya, Lee dilarang bertanding selama delapan bulan.

Tetapi, Hendrawan tidak meninggalkannya. Dia mendukungnya dan akhirnya Lee melanjutkan ke Olimpiade Rio 2016 dan meraih medali perak ketiganya.

Lee mengalami masa sulit, tetapi kembali untuk memenangkan gelar Malaysia Open ke-12nya dengan cara yang meyakinkan pada 2018 dengan mengalahkan Kento Momota (Jepang) pada babak final.

Baca Juga: Joan Mir Ditolak Podium MotoGP Qatar 2021 oleh Ambisi

"Saya harus melihat usia Chong Wei dan pelatihannya harus diubah. Alih-alih berfokus pada kekuatan dan kecepatan, kami menggunakan pendekatan berbeda untuk mengalahkan Kento," kata Hendrawan dilansir BolaSport.com dari The Star.

"Zii Jia adalah pemain muda, jadi cara saya menghadapinya berbeda. Ini semua tentang membangun kepercayaan dirinya," ujar Hendrawan.

Hendrawan juga melakukan hal yang sama saat melatih Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, dan Maria Kristin antara 2004 dan 2009. Semuanya pernah terpuruk, tetapi ia membantu mereka bangkit kembali dan menjadi pemain sukses.

Sony dan Maria berhasil meraih keping medali perunggu Olimpiade. Sony merebutnya pada Olimpiade Athena 2004, sementara Maria pada Olimpiade Beijing 2008.

Hendrawan yang merupakan Juara Dunia 2011 ini mengakui bahwa tahun-tahun kepelatihannya di Malaysia mencapai titik puncak pada Januari tahun ini.

"Para pelatih juga ada momennya. Saya ingin menjadi pelatih saja dan tidak menginginkan posisi, jadi saya mengundurkan diri sebagai pelatih kepala. Tetapi, direktur kepelatihan BAM Wong Choong Hann tidak menerimanya," aku Hendrawan.

Baca Juga: Daftar Atlet yang Dipanggil PBSI ke Pelatnas, Tak Ada Fitriani

"Saya juga berada di bawah tekanan dari segala penjuru. Saya telah menjadi pelatih Malaysia sejak Juli 2009. Saya telah melakukan yang terbaik dengan setiap kelompok pemain yang diberikan kepada saya."

"Setiap dua tahun, saya akan mendapatkan pemain yang berbeda. Saya pikir, pemain terlama yang pernah saya miliki di bawah saya adalah Chong Wei selama lima tahun. Tentu saja, ada ekspektasi," tutur Hendrawan.

"Saat pemain kami tidak bermain bagus, saya juga dipukul oleh penggemar di media sosial. Saya ditanya, 'Anda sudah 10 tahun di Malaysia, apa yang sudah Anda capai?' Ketika pemain Malaysia bermain bagus, saya dibombardir oleh fans Indonesia. Mereka meminta saya untuk pulang dan mempertanyakan nasionalisme saya."

Hendrawab mengaku baik-baik saja dengan kondisi tersebut sebab itu merupakan bagian tak terpisahkan dari pekerjaannya sebagai pelatih.

"Saya hanya tidak terlalu banyak membaca semua komentar. Tetapi ketika Zii Jia menang, saya menjadi emosional. Saya tidak menyadari bahwa saya telah memendam segalanya - frustrasi, tekanan, dan kegembiraan yang terpendam," ucap Hendrawan.

"Saya baru saja hancur. Saya tahu kemenangan itu sangat berarti bagi semua orang."

Baca Juga: Maverick Vinales Tampil Gemilang, Fabio Quartararo Beri Pujian

Lee Zii Jia lalu menelepon Hendrawan dari kamar hotelnya di Birmingham setelah kemenangan pada All England.

"Pelatih saya melakukannya, katanya. Saya sangat bangga padanya. Saya mengatakan kepadanya untuk menghargainya. Bahkan nama saya tidak ada di trofi All England," kata Hendrawan yang meraih hasil terbaik All England pada semifinal seusai kalah dari Ong Ewe Hock pada 1998.

"Bagaimanapun saya mengingatkan dia bahwa pekerjaan ini masih jauh dari selesai. Saya mengatakan kepadanya untuk menikmati selama beberapa hari sebelum kerja keras dimulai lagi. Ada turnamen besar lain yang harus difokuskan," ujar Hendrawan.

Hendrawan mengatakan tujuannya tidak berubah dan itu untuk menghasilkan juara dunia, juara Olimpiade dan membantu Malaysia memenangkan Piala Thomas.

"Saya menetapkan tujuan ini ketika saya bergabung dengan Malaysia dan itu tidak berubah,” katanya.

"Ketika BAM memberi saya pekerjaan sebagai pelatih kepala, mereka mengatakan kepada saya bahwa fokusnya tidak hanya kepada Zii Jia. Mereka ingin pemain lain juga ikut serta dan saya telah bekerja keras," kata Hendrawan.

Baca Juga: Lama Tak Bertanding, Ganda Campuran Nomor 1 Dunia asal China Tak Kehilangan Sentuhannya


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : The Star

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
37
88
2
Arsenal
37
86
3
Liverpool
37
79
4
Aston Villa
37
68
5
Tottenham
37
63
6
Chelsea
37
60
7
Newcastle
37
57
8
Man United
37
57
9
West Ham
37
52
10
Brighton
37
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
36
93
2
Barcelona
35
76
3
Girona
36
75
4
Atlético Madrid
36
73
5
Athletic Club
36
62
6
Real Betis
35
55
7
Real Sociedad
35
54
8
Villarreal
36
51
9
Valencia
35
48
10
Getafe
36
43
Klub
D
P
1
Inter
36
92
2
Milan
36
74
3
Bologna
36
67
4
Juventus
36
67
5
Atalanta
35
63
6
Roma
36
60
7
Lazio
36
59
8
Napoli
36
51
9
Fiorentina
34
50
10
Torino
36
50
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X