Simon McMenemy dan Para Pendahulunya

By Ferril Dennys Sitorus - Jumat, 21 Desember 2018 | 16:32 WIB
Pelatih Bhayangkara FC Simon McMenemy mengamati timnya saat dikalahkan Persib Bandung pada pekan ke-29 Liga 1 2018 di Stadion PTIK, Jakarta Selatan, 3 November 2018. ( FERI SETIAWAN/SUPERBALL.ID )
  • Piala Tiger 1998

27. Bernard Schumm (Jerman/1999)

Bernard Schumm mendapatkan tugas ganda: menjadi direktur teknik dan pelatih timnas. Tugasnya ialah di SEA Games 1999 dan Kualifikasi Olimpiade 2000.

PSSI masih memercayai Schumm untuk menukangi timnas SEA Games 1999 meskipun gagal di Kualifikasi Olimpiade 2000. Kekalahan telak dari Korea Selatan 0-7 pada ajang itu tak bisa diterima masyarakat.

Tak sampai di situ. Schumm kembali membuat keputusan kontroversial soal timnas SEA Games 1999.

Beberapa pemain muda Kualifikasi Olimpiade 2000 turut ia bawa masuk. Salah satunya Bambang Pamungkas.

Schumm merintis konsep pembinaan U-16, U-19, dan U-23 sejak Desember 1996 atau saat dia masih menjabat sebagai Direktur Teknik. Dia ingin membentuk timnas masa depan.

Ajang Internasional

  • SEA Games 1999
  • Kualifikasi Olimpiade 2000

28. Nandar Iskandar (1999-2000)

Kualifikasi Piala Asia 2000 dan Piala Tiger 2000 menjadi tugas Nandar. Indonesia dibawanya lolos ke Piala Asia 2000 di Lebanon. Kiprah Garuda cuma sampai fase grup. Kursi kepelatihan Nandar mulai panas.

Piala Tiger 2000 menjadi ajang pembuktian. Indonesia finis sebagai runner-up grup. Setelah membungkam Filipina 3-0, Kurniawan dkk takluk 1-4 dari tuan rumah Thailand. Kekalahan itu yang membuat posisi Nandar terus digoyang.

Nandar pun lengser dan digantikan asistennya Dananjaya. Indonesia melanjutkan Piala Tiger 2000 tanpa Nandar.

Ajang Internasional

  • Piala Asia 2000
  • Piala Tiger 2000

29. Dananjaya

Ditugaskan sebagai caretaker setelah Nandar Iskandar didepak. Ia berhasil mengantar Indonesia ke final dan menjadi runner-up Piala Tiger 2000.

Ajang Internasional

  • Piala Tiger 2000

30. Benny Dollo (2000-2002 & 2008-2010)


Pelatih Benny Dollo saat menangani timnas Indonesia pada 2008. (Dok. Liga Indonesia)


Benny Dollo hanya mengantar Indonesia ke peringkat empat SEA Games 2001. Pada Kualifikasi Piala Dunia 2002 juga Bendol gagal meloloskan Indonesia ke babak berikut. Empat tahun kemudian, Bendol dipercaya lagi melatih timnas.

Gelar juara Piala Kemerdekaan 2008 mampir ke lemari kaca timnas. Pada Piala AFF 2008, prestasi timnas tak urung membaik cuma menjadi semifinalis. Lalu, Indonesia kembali gagal lolos dari Kualifikasi Piala Asia 2011 setelah menjadi juru kunci.

Ajang Internasional

  • Peringkat Empat SEA Games 2001
  • Kualifikasi Piala Dunia 2002
  • Semifinal Piala AFF 2008
  • Kualifikasi Piala Asia 2011

31. Ivan Venkov Kolev (Bulgaria/2002-2004 & 2007)

Kolev cuma berhasil meraih runner-up Piala Tiger 2002. Sementara pada putaran final Piala Asia 2004, skuad Garuda mentok di fase grup. Namun, dia membawa timnas meraih kemenangan pertama pada Piala Asia (Vs Qatar 2-1).

Kolev kemudian angkat kaki karena arogansi pengurus PSSI yang menganggapnya gagal pada 2004. Ia kembali lagi pada 2007 ketika Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia 2007 bersama Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

Meski gagal lagi di Piala Asia 2007, Kolev kembali dipanggil untuk menukangi timnas di Kualifikasi Piala Dunia 2010. Takluk 1-4 dari Suriah pada pertemuan pertama di Senayan, Kolev justru melakukan blunder.

Menurunkan Indonesia U-23 pada pertemuan kedua karena yakin tidak akan lolos, semakin membenamkan Indonesia yang akhirnya kalah 0-7.

Ajang Internasional

  • Runner-up Piala Tiger 2002
  • Piala Asia 2004
  • Piala Asia 2007
  • SEA Games 2007
  • Kualifikasi Piala Dunia 2010

32. Peter Withe (Inggris/2004-2007)

Peter White membawa Indonesia tampil mencengangkan pada Piala Tiger 2004. Indonesia pulang sebagai runner-up. Skemanya reformasinya berantakan setelah pada Piala AFF 2007 (sebelumnya bernama Piala Tiger) tak lolos fase grup.

Ajang Internasional

  • Runner-up Piala Tiger 2004
  •     Fase Grup Piala AFF 2007

33. Alfred Riedl (Austria/2010-2011, 2013-2014 & 2016)


Mantan pelatih tim nasional Indonesia, Alfred Riedl. ( FERNANDO RANDY/BOLA )


Indonesia kembali menjadi runner-up pada Piala AFF 2010. Riedl kembali pada 2013 dan gagal di Piala AFF 2014. Pada 2016 ia dipanggil untuk menangani timnas lagi. Namun, prestasinya terbaiknya belum beranjak karena cuma meraih runner-up Piala AFF 2016.

Ajang Internasional

  • Runner-up Piala AFF 2010
  • Fase Grup Piala AFF 2012
  • Runner-up Piala AFF 2016

34. Wim Rijsbergen (Belanda/2011-2012)

Wim Rijsbergen tak bertahan lama. Ia didepak dalam tugasnya pada Kualifikasi Piala Dunia 2014.

Ajang Internasional

  • Kualifikasi Piala Dunia 2014

35. Aji Santoso (2012)

Aji Santoso ditunjuk sebagai caretaker setelah kepergian Wim Rijsbergen. Ia meneruskan tugas Wim yang gagal membawa Indonesia menang di Kualifikasi Piala Dunia 2014. Aji memimpin timnas senior untuk menghadapi partai sisa melawan Bahrain. Indonesia kalah telak 0-10 dari Bahrain.

Ajang Internasional

  • Kualifikasi Piala Dunia 2014

36. Nilmaizar (2012-2013)

Menghadapi dualisme sehingga tidak bisa leluasa memilih pemain, Nil Maizar membawa Indonesia mencapai semifinal Piala Internasional Palestina 2012. Sementara pada Piala AFF 2012, Tim Garuda tak lolos fase grup.

Setelah kalah tipis 0-1 dari Irak di Kualifikasi Piala Asia 2015, sejak 27 Februari 2013 Nil tidak lagi menjadi pelatih timnas.

Ajang Internasional

  • Piala AFF 2012
  • Kualifikasi Piala Asia 2015
  • Piala Internasional Palestina 2012

37. Luis Manuel Blanco (2013)

Blanco tak pernah turun bertanding. Pengangkatan Blanco ke tubuh timnas juga menimbulkan kontroversi. Pada 7 Februari 2013, Blanco resmi diperkenalkan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Lolos Kualifikasi Piala Asia 2015 dan juara Piala AFF 2014 menjadi target.

38. Rahmad Darmawan (2013)

Seusai pemecatan Blanco, Rahmad Darmawan ditugaskan menjadi caretaker sebelum beralih ke Jacksen F. Tiago.

Ajang Internasional

  • Kualifikasi Piala Asia 2015

39. Jacksen F Tiago (Brasil/2013)

Setelah berkolaborasi dengan Rahmad Darmawan, Jacksen sendirian membesut timnas di Kualifikasi Piala Asia 2015. Dia lengser setelah gagal dalam kualifikasi tersebut.

Ajang Internasional

Kualifikasi Piala Asia 2015

40. Pieter Huistra (Belanda/2015)

Huistra menjadi pelatih interim pada 2015. Ia ditunjuk menjadi direktur teknik timnas pada akhir Desember 2014. Tugasnya ialah Kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Kualifikasi Piala Asia 2019.

Namun, Indonesia dijatuhkan sanksi oleh FIFA sehingga tak bisa mengikuti turnamen-turnamen tersebut.

41. Luis Milla (Spanyol/2017-2018)


Ekspresi pelatih tim nasional U-23 Indonesia, Luis Milla, pada laga penyisihan Grup A cabang sepak bola Asian Games 2018 kontra timnas U-23 Laos di Stadion Patriot, Kota Bekasi, Jumat (17/8/2018). ( HERKA YANIS PANGARIBOWO/TABLOID BOLA )


Luis Milla dikontrak pada Januari 2017. Pelatih asal Spanyol tersebut diberikan target menjuarai SEA Games 2017 dan lolos semifinal Asian Games 2018. Namun, Luis Milla gagal memenuhi target tersebut.

Pencapain terbaik Luis Milla adalah meraih perunggu di SEA Games 2017.

42. Bima Sakti (Indonesia/2018)

Bima Sakti ditunjuk PSSI sebagai pengganti Luis Milla. Bima Sakti yang sebelumnya menjadi tangan kanan Luis Milla diharapkan bisa membawa Indonesia bersaing di Piala AFF 2018.

Nyatanya, Indonesia malah gagal lolos ke semifinal. Indonesia finis di peringkat keempat fase grup setelah menelan dua kekalahan dan masing-masing mengoleksi satu hasil imbang serta kemenangan.

Bima kemudian tidak dipertahankan sebagai pelatih timnas senior. Pelatih asal Balikpapan tersebut diplot PSSI sebagai pelatih timnas U-16 Indonesia.