Sepak Bola Putri Indonesia Keren pada Era 1970-an, tetapi kini Meredup dengan Alasan Ini

By Noverta Salyadi - Selasa, 5 Desember 2017 | 15:21 WIB
Tim Sepak bola wanita Sumsel berlatih di Stadion Bumi Sriwijaya Palembang. Sumsel untuk pertama kalinya mengikuti kompetisi sepak bola wanita Piala Pertiwi 2017. (NOVERTA SALYADI/BOLASPORT.COM)

Kehadiran Piala Pertiwi, turnamen yang sudah digelar sejak 2006, sedikit membuka harapan bagi kaum hawa untuk menggapai keinginan bisa unjuk gigi di lapangan hijau.

(Baca juga: Sedih, Klub Liga Jepang yang Pernah Dibela Irfan Bachdim Degradasi)

Namun, hal tersebut sempat terhenti karena Indonesia menerima sanksi dari FIFA pada 2015 sampai 2016.

Pada 2017, Piala Pertiwi kembali digelar dengan diikuti oleh 13 tim provinsi di Indonesia.

Peserta itu antara lain: Jawa Barat, Papua, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan tuan rumah Sumatera Selatan.

Walau ajang ini sebagai bagian Road to Asian Games 2018, sebagai persiapan Sumsel sebagai tuan rumah pesta olahraga se-Asia itu, setidaknya kehadiran Piala Pertiwi membawa angin segar. 

Banyak harapan dari pelatih dan pemain agar turnamen sepak bola putri ada terus dan mereka ingin PSSI mengembangkan jadi kompetisi atau liga.

(Baca juga: Liga Jepang Musim 2017 Usai, Juaranya Punya Dua Kesamaan dengan Bhayangkara FC)

Pelatih Papua, Samuel Weya mengakui perkembangan sepak bola putri sekarang ini belum mendapat perhatian khusus dari PSSI.

Padahal jika melihat perkembangan sepak bola putri di Tanah Air, diakui Weya sudah cukup menjanjikan.