Sepak Bola Putri Indonesia Keren pada Era 1970-an, tetapi kini Meredup dengan Alasan Ini

By Noverta Salyadi - Selasa, 5 Desember 2017 | 15:21 WIB
Tim Sepak bola wanita Sumsel berlatih di Stadion Bumi Sriwijaya Palembang. Sumsel untuk pertama kalinya mengikuti kompetisi sepak bola wanita Piala Pertiwi 2017. (NOVERTA SALYADI/BOLASPORT.COM)

Papat Yunisal selaku komite eksekutif (EXCO) PSSI untuk Komite sepak bola putri mengatakan, federasi sudah merencanakan untuk membuat kompetisi tahun depan.

"Pada 2018, kami berencana untuk membuat kompetisi Liga 3 agar bisa mencetak sepak bola putri profesional,” ujar Papat.

Dikatakan Papat, pada kompetisi usia muda Danone Nations Cup, PSSI akan memaksakan ada wanita, minimal 2 orang untuk masuk dalam tim yang bertanding.

Semua ini sebenarnya sudah pernah ada dalam kompetisi era 1970-an, tetapi terhenti karena kalau kalah populer dengan sepak bola kaum Adam.

“Kami membutuhkan stimulus untuk bangkitnya sepak bola putri. Makanya pada turnamen Danone, tim harus ada pemain putri dan itu mungkin jadi kewajiban,” tutur Papat.

Papat juga mengatakan PSSI, akan masuk dalam lembaga pendidikan dengan mengajukan sekolah mempunyai ekstrakurikuler bagi sepak bola putri.

PSSI juga akan memberikan subsidi bagi guru untuk mendapatkan sertifikat kepelatihan.

“Pada tingkat internasional, prestasi Indonesia sudah cukup baik untuk sepak bola putri dan itu terlaksana sejak 1977," ujar Papat. 

"Tetapi sekarang, semua kembali tenggelam untuk perlu dibangkitkan kembali, agar sepak bola putri sejajar pembinaannya dengan yang putra.