Runtuhnya Era Kerajaan Sriwijaya, Klub Kendaraan Politik yang Ingin Tampil Heroik Bak Juventus

By Adif Setiyoko - Kamis, 13 Desember 2018 | 10:14 WIB
Kapten Sriwijaya FC, Hamka Hamzah, merayakan kemenangan atas PSMS Medan dalam laga perebutan juara ketiga Piala Presiden 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, (17/02/2018). ( HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM )

Jabatan Presiden Klub hingga staff dalam manajemen klub ini banyak diisi orang-orang pemerintahan.

Bahkan tak jarang, klub ini digunakan sebagai alat kampanye untuk melenggangkan agenda politik demi merebut suara publik saat pemilu.

Salah satu indikasi yang ikut menguatkan dugaan bahwa Sriwijaya FC menjadi alat politik bagi petinggi klub pernah diungkapkan putri dari mantan pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan, Febia Aldina Darmawan.

Febia mengungkapkan adanya praktik politik yang menunggangi Sriwijaya FC. Hal ini diungkapkannya lewat unggahan instastory pada akun instagram pribadinya.

"Ada salah satu tim sepak bola yang menjadi kebanggaan masyarakat di daerah tersebut," tulis Febia.

"Sejak musim baru bergulir, kelihatannya memang orang-orang di balik tim sepak bola ini serius untuk membuat timnya menjadi semakin maju bahkan sampai punya target juara."

"Datanglah hari saat Pilkada dilaksanakan. Dan ternyata hasil tidak sesuai dengan harapan. Sepak bolanya? Ya ikutan hancur," lanjutya dalam tulisan itu.

Untuk lebih lengkapnya, artikel ini sebelumnya telah tayang di BolaSport.com dengan judul: Sepak Bola di Tubuh Sriwijaya FC Tercampur Aduk oleh Politik?

Oleh karena itu, tak heran apabila saat mendekati tahun politik, biasanya pimpinan klub tersebut akan rela menggelontorkan dana melimpah demi belanja pemain kelas wahid.

Namun, ketika misi telah usai, klub itu biasanya akan kembali berjalan seperti biasanya: terkesan seadanya.