Runtuhnya Era Kerajaan Sriwijaya, Klub Kendaraan Politik yang Ingin Tampil Heroik Bak Juventus

By Adif Setiyoko - Kamis, 13 Desember 2018 | 10:14 WIB
Kapten Sriwijaya FC, Hamka Hamzah, merayakan kemenangan atas PSMS Medan dalam laga perebutan juara ketiga Piala Presiden 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, (17/02/2018). ( HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM )

Puncaknya, tak lama setelah kalah pada Pilkada Gubernur Sumsel, Dody Alex Noerdin, Bupati Musi Banyuasin, yang juga merupakan anak Gubernur Sumsel, mundur dari jabatan sebagai Presiden Sriwijaya FC.

Mundurnya Dody Alex Noerdin tentunya meninggalkan goncangan di tubuh manajemen Sriwijaya FC.

Hal ini ditandai dengan eksodus pemain yang terjadi pada bulan Juli lalu.

Tercatat, selain sang pelatih Rahmad Darmawan, ada sembilan pemain Laskar Wong Kito yang memutuskan untuk angkat kaki dari Laskar Wong Kito.

Nama-nama pemain inti seperti Hamka Hamzah, Alfin Tuasalamony, Makan Konate, Mahamadou N'Diaye, Adam Alis dll memutuskan untuk mencari pelabuhan baru.


Duo Sriwijaya FC, Esteban Viscarra dan Hamka Hamzah (kanan) merayakan gol penyama ke gawang Persija pada laga pekan ke-15 Liga 1 2018 di Stadion Gelora Sriwijaya, Kota Palembang, 10 Juli 2018. ( TRIBUNNEWS.COM )

Kabarnya, eksodus pemain ini ditengarai adanya isu krisis finansial yang dialami Sriwijaya FC sehingga pihak manajemen tak mampu membayar gaji pemain.

Meski demikian, Direktur Utama Sriwijaya FC, Muddai Madang, mengaku siap mengembalikan masa kejayaan timnya.

Bahkan, Muddai Madang menyamakan kisah yang dialami klubnya dengan raksasa Italia, Juventus, yang pernah terdegradasi dari Serie A ke Serie B pada medio 2006.

"Juventus dan Sampdoria saja pernah degradasi dari Serie A Italia. Jadi, ini bukan akhir dari segalanya," kata Muddai dikutip dari laman resmi Liga 1, Rabu (12/12/2018).

Seperti Juventus yang hanya semusim di Serie B, Muddai juga menargetkan Sriwijaya agar hanya semusim di Liga 2.

Ia berjanji akan mengerahkan kekuatan maksimal bersama jajarannya menyambut kompetisi musim depan.

"Harus kembali ke habitatnya, yakni Liga 1 2020," ucap sosok yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu.

Oleh karena itu, direksi Sriwijaya FC meminta masyarakat Palembang dan Sumatra Selatan tidak lagi gaduh soal degradasi.

Sambil menunggu kepastian jadwal kompetisi Liga 2 musim depan, langkah pertama yang dilakukan direksi Sriwijaya FC adalah evaluasi tim.

Manajemen akan menentukan pemain yang tidak layak dipertahankan. Manajemen juga mempersilakan pemain yang ingin meninggalkan Sriwijaya FC.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Habis nyoblos, kita bersatu kembali dalam sepak bola. . #liga1indonesia #liga12019

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on