Dari Lukaku, Bonucci, hingga Neymar, Bursa Transfer Sudah Gila!

By Dwi Widijatmiko - Senin, 24 Juli 2017 | 20:12 WIB
Leonardo Bonucci memakai seragam klub terbarunya, AC Milan (twitter.com/acmilan)

Harga-harga spektakuler seperti itu menurut saya membuat sepak bola tidak seimbang lagi. Yang kaya semakin hebat, yang tidak kaya semakin tanpa harapan.

Pada akhirnya, sepak bola mungkin hanya dikuasai klub-klub tajir. Klub-klub yang berani mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan pemain top.

Tidak ada kesempatan bagi klub-klub di level lebih bawah untuk memperkuat timnya dengan pemain level atas.

Kalau sudah begitu, serahkan saja trofi sebelum kompetisi berlangsung kepada si kaya.

Perkembangan nilai transfer memang tidak bisa terelakkan. Istilah “ada uang ada barang” adalah natural.

Pemikiran bahwa pemain mahal bisa memberikan prestasi serta uang dalam bentuk penjualan citra diri alias merchandise juga sesuatu yang alamiah.

Tetapi, mungkin klub-klub kaya bisa bersikap seperti ibu-ibu pembeli sayuran tadi. Mati-matian menawar demi harga terbaik dan tidak sekadar memperlihatkan otot finansial mereka.

Dengan begitu, tren harga pemain mungkin bisa lebih terkontrol dan kompetisi boleh jadi berjalan lebih sehat, lebih seru, dan lebih susah ditebak hasilnya.

Sebut saja persaingan bisa terasa lebih jantan. Dengan kualitas sumber daya manusia terbagi seimbang, yang muncul kemudian adalah murni adu strategi dan perang upaya peningkatan kualitas diri untuk menjadi pemenang.

Bukan cuma tingginya harga pemain yang membuat bursa transfer terlihat gila. Kualitas pemain yang dihargai mahal menurut saya juga menjadi faktor lainnya.