Arsene Wenger, Mau Buru Trofi atau Cukup Jadi Guru?

By Syarif Maulana - Senin, 7 Agustus 2017 | 16:26 WIB
Manajer Arsenal, Arsene Wenger, tiba di Allianz Arena menjelang laga babak 16 besar Liga Champions kontra Bayern Muenchen, Rabu (15/2/2017). (CHRISTOF STACHE/AFP)

Arahan Wenger berhasil. Petit mencetak gol dua kali di pentas terbesar sepak bola tersebut, satu lewat tendangan jarak jauh dan satu lagi lewat solo run yang monumental di partai final – yang mungkin sulit dilakukannya dari posisi bek-.

Anelka tidak perlu diragukan lagi.

Dibesut Wenger dari usia delapan belas, Anelka menjadi mesin gol dalam dua tahun karirnya di Highbury (stadion Arsenal waktu itu).

Parlour tidak kalah berhasil diorbitkan.

Ia bertahan dua belas tahun, memainkan 339 pertandingan liga bersama The Gunners, dan mencicipi 10 caps bersama timnas Inggris.

Dengan pemain-pemain hebat tersebut – plus pembelian Thierry Henry, Fredrik Ljungberg, dan Robert Pires-, Arsenal sukses meraih tiga gelar juara di musim 1997-1998, 2001-2002, dan 2003-2004.

Setelah gelar juara yang terakhir tersebut, Wenger seolah enggan menjadi juara lagi.

Vieira dilepas ke Juventus, Anelka ke Madrid, Henry ke Barcelona, Pires ke Villareal, dan Ljungberg ke West Ham United.

Baca Juga: 5 Alasan Chelsea Masih Bisa Juara Liga Inggris

Wenger mencoba memulai kembali pembinaannya dengan membesut Cesc Fabregas, Mathieu Flamini, Theo Walcott, Gael Clichy, Samir Nasri dan Alex Song.