Stefano Lilipaly, Johan Cruyff, dan Kacamata Family Man

By Anju Christian Silaban - Minggu, 13 Agustus 2017 | 17:30 WIB
Bintang baru Bali United, Stefano Lilipaly memperlihatkan punggungnya dengan jersey Bali United bernomor punggung 87 saat acara perkenalan dirinya di Bebek Bengil Restaurant, Kuta, Bali, Minggu (13/8/2017). (ANDREYAN DAULAKA/JUARA.net )

DINI hari itu, Sabtu (12/7/2017), akun Instagram Carmen Rowena memberikan like untuk sebuah unggahan dari Bali United.

Tertulis "Welcome to Bali United" serta tercantum foto Stefano Lilipaly, suami Carmen, di unggahan tersebut.

Saya langsung mengirimkan pesan Whatsapp kepada CEO Bali United Yabes Tanuri, "Pak, maaf mengganggu dini hari. Itu di Instagram Bali United betul?"

Yabes membalas, "Menurut Mas Anju? Tetapi, saya tidak mau memberikan komentar dulu ya. Takut salah. Tunggu saja jumpa pers."

Unggahan di akun Bali United tentu bersifat resmi. Namun, saya tetap saja memendam keraguan sehingga menanyakan langsung kepada Yabes Tanuri.

Maklum, saat itu, saya menggunakan sudut pandang karier seorang pesepak bola.

Dengan segala hormat kepada para petinggi di PT Liga Indonesia Baru (LIB), masa iya Lilipaly rela turun kasta dari Eerste Divisie, kasta kedua Liga Belanda?

Ingat, bersama SC Cambuur, Lilipaly hampir mendapatkan tiket promosi ke Eredivisie alias tingkat tertinggi musim lalu.

Kontribusi pemain berdarah Maluku itu juga sungguh vital, terlibat dalam gol Cambuur setiap 90,2 menit atau lebih efektif ketimbang top scorer klub, Sander van de Streek.

Bukankah tidak ada salahnya mencoba sekali lagi merebut tiket promosi bersama Cambuur?