Real Madrid Menjadi Sebuah Anomali di Tangan Zinedine Zidane

By Imadudin Adam - Minggu, 27 Agustus 2017 | 17:04 WIB
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, berjalan dekat trofi Liga Champions setelah membawa timnya mengalahkan Juventus dalam laga final di National Stadium, Cardiff, Wales, pada 3 Juni 2017. (FILIPPO MONTEFORTE/AFP)

Seperti saat era Los Galacticos, El Real hanya menumpuk pemain-pemain bintang dengan harga selangit demi alasan mendapatkan gelar dengan cara yang lebih bergengsi.

Mengelola pemain muda pun sebelumnya Real Madrid dianggap sangat jauh tertinggal dari Barcelona, Bayern Muenchen, dan Manchester United.

Tapi kebiasaan menumpuk pemain bintang dan mendiamkan pemain mudanya sudah berubah di tangan Zidane.

Kali ini, Los Blancos berubah menjadi sebuah tim yang mempercayai pemain-pemain akademi klub.

Contohnya di Piala Super Eropa musim ini ketika menghadapi Manchester United, Real Madrid tidak tanggung-tanggung menurunkan empat pemain asli akademi Castilla seperti Marco Asensio, Casemiro, Lucas Vazquez, dan Dani Carvajal.

Begitu juga ketika menghadapi Barcelona di Piala Super Spanyol, El Real juga menurunkan pemain-pemain dari akademinya.

Zidane juga lebih memilih mengalah ketika tawarannya pada Kylian Mbappe, Ousemane Dembele, dan David De Gea dipersulit klub asal mereka.

Biasanya dengan harga berapapun, Real Madrid akan terus berusaha demi mendapatkan pemain yang diinginkannya.

Meski dianggap gencar mendapatkan ketiganya, tapi ternyata itu hanya sebatas isu karena realitanya Real Madrid tidak membeli siapapun kecuali pemain-pemain muda yang disebutkan di atas tadi.

Bahkan musim lalu Zidane lebih memilih "kalah" ketika bersaing dengan Manchester United untuk datangkan seorang Pogba.