Persija, Berburu Foto, dan Pesan Perdamaian

By Weshley Hutagalung - Sabtu, 30 September 2017 | 10:06 WIB
Seorang penonton Piala Dunia 2010 meniup terompet khas Afrika Selatan, vuvuzela, di depan foto Nelson Mandela di luar Stadion Moses Mabhida, Durban, pada 7 Juli 2010. (RAJESH JANTILAL/AFP)

Apa yang bisa dipetik bila empat elemen: Persija, sepak bola, mahasiswa, dan foto, disatukan dalam kegiatan “Berburu Foto Bareng Persija”?

Acara ini adalah buah kerja sama Tabloid BOLA dengan klub sepak bola ibu kota, Persija. Pesertanya? Wajib mahasiswa.

Tetapi maaf, bukan untuk perorangan melainkan harus mendaftar mewakili kampus di mana mahasiswa itu terdaftar.

Mereka mendapatkan pelatihan bagaimana cara mengabadikan aksi pertandingan sepak bola, dalam hal ini menyangkut Persija.

Oleh panitia, peserta pelatihan oleh “tukang foto” Tabloid BOLA itu dibatasi.

Peminat membludak, namun tata tertib di lapangan sepak bola harus diikuti demi kesuksesan pertandingan.

Pada Selasa (26/9/2017), di Gedung Kompas Gramedia Unit II, Jakarta, para peserta workshop berkumpul. Hadir juga di acara itu pengurus, legenda, serta pengelola pertandingan Persija.

Dalam sesi pembukaan mewakili BolaSport.com, saya mendapatkan kesempatan berbicara sekitar 5 menit.

(Baca Juga: Hal Sederhana yang Mampu Menciptakan Persahabatan Sesama Komunitas Pecinta Sepak Bola)

Sebuah momentum yang tidak saya sia-siakan untuk mengingatkan para peserta bahwa sepak bola itu tidak identik dengan kekerasan atau kerusuhan. Setuju, dong!