Mohamed Salah dan Konsep Dewa Pemersatu Bangsa Mesir

By Thoriq Az Zuhri Yunus - Sabtu, 14 Oktober 2017 | 19:31 WIB
Pemain andalan Mesir, Mohamed Salah, mencetak dua gol ke gawang Kongo pada Senin (9/10/2017), yang membuat negaranya bisa unjuk gigi di Piala Dunia 2018. (TWITTER/@MOSALAH22)

Tanpa mengesampingkan peran pemain lain, Salah memang seakan menjadi tumpuan timnas Mesir saat ini untuk membawa mereka ke panggung dunia.

Gol Salah pada laga tersebut seperti menyatukan masyarakat Mesir yang dalam beberapa tahun terakhir terpecah-belah karena kondisi politik yang tak kondusif.

Tragedi Pembawa Perubahan

Sejak tahun 2011, Mesir mengalami guncangan politik dahsyat ditandai dengan mundurnya Presiden Hosni Mubarak yang berkuasa selama 29 tahun.

Pemerintahan kemudian diambil-alih oleh militer sebelum kemudian diadakan pemilihan umum untuk menentukan presiden yang baru.

Luka masyarakat Mesir akibat gejolak dari ranah politik ini mau tak mau juga merambat ke tanah sepak bola.

Puncaknya terjadi pada 1 Februari 2012 di Stadion Port Said saat pertandingan mempertemukan antara klub Al-Masry melawan Al-Ahly.

Kerusuhan yang terjadi seusai laga mengakibatkan 74 orang meregang nyawa, lebih dari 500 orang luka-luka, dan lebih dari 70 orang ditangkap pihak berwenang.

(Baca Juga: Begini Formasi Timnas Catalonia Vs Timnas Spanyol Jika Bertanding)

Kabarnya, kerusuhan itu terjadi karena kelompok ultras Al-Ahly menjadi bagian dari kekuatan yang mendukung Hosni Mubarak untuk tetap menjadi presiden dan melawan pemerintahan Mesir yang baru.