Mohamed Salah dan Konsep Dewa Pemersatu Bangsa Mesir

By Thoriq Az Zuhri Yunus - Sabtu, 14 Oktober 2017 | 19:31 WIB
Pemain andalan Mesir, Mohamed Salah, mencetak dua gol ke gawang Kongo pada Senin (9/10/2017), yang membuat negaranya bisa unjuk gigi di Piala Dunia 2018. (TWITTER/@MOSALAH22)

Keputusan kemudian diambil, Liga Mesir dibekukan selama dua tahun akibat tragedi berdarah tersebut.

Hal itu pula yang kemudian memaksa Salah untuk segera pindah dari klubnya saat itu, El Mokawloon, menuju tim asal Belgia, FC Basel.

Salah, Sebuah Konsep

Salah menjalani debut bagi El Mokawloon pada usia 18 tahun dan langsung menjadi andalan tim asal Kairo tersebut.

Tak ingin bakat Salah terbuang sia-sia karena Liga Mesir yang dibekukan, Basel yang memang sudah memantau Salah langsung mengambil inisiatif.

Basel melakukan laga persahabatan dengan Timnas U-23 Mesir pada 2012.

Saat itu Salah yang tampil sebagai pemain pengganti berhasil mencetak dua gol dan membuat Mesir menang 4-3 sekaligus memantapkan langkahnya bergabung dengan Basel.

(Baca Juga: Bermodal Kiper Berdarah Indonesia, Mampukah Filippo Inzaghi Bawa Timnya dari Kasta Bawah Menuju Eropa?)

Karier Salah kemudian terus terbang tinggi setelah bergabung dengan Chelsea, Fiorentina, AS Roma, dan sampai sekarang membela Liverpool.

Kala berkarier di Italia, media setempat menjuluki Salah sebagai Messi Mesir karena kemampuan teknis, kecepatan, penempatan posisi, dan gaya bermain langsung.