Sepak Bola Kita, Pilkada, dan Piala Dunia

By Weshley Hutagalung - Sabtu, 9 Desember 2017 | 19:08 WIB
Zabivaka, maskot Piala Dunia 2018 menghadiri peresmian poster resmi 2018 FIFA World Cup di Krasnaya Presnya Metro Depot, Moskow, Rusia, pada 28 November 2017. (MLADEN ANTONOV/AFP)

Tak lama setelah kick-off Piala Dunia 2018 antara Rusia vs Arab Saudi pada 14 Juni, sebanyak 171 daerah di Nusantara dijadwalkan menggelar Pilkada serentak.

Pilkada hanya berjarak 13 hari setelah Piala Dunia 2018 digelar.

Di benak saya, atsmosfir sepak bola dan Piala Dunia 2018 pasti akan “dihangatkan”oleh berbagai kegiatan kampanye para calon-calon pemimpin daerah.

Tentu menarik menebak berapa biaya kampanye para calon pemimpin tersebut dan bagaimana cara mereka memanfaatkan gaung Piala Dunia untuk kepopuleran mereka.

Ingat, sepak bola memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mendekat dan menyapa masyarakat dunia dengan informasi yang ingin disampaikan.

Sebelum maskapai Emirates menjadi sponsor Piala Dunia di tiga edisi (2006, 2010, dan 2014) serta menempel di jersey sejumlah klub sepak bola Eropa, seberapa baik kita mengenal kredibilitas perusahaan penerbangan Uni Emirate Arab tersebut?

Dengan memakai sepak bola, sontak maskapai ini menjadi perhatian dunia. Strategi yang kemudian diikuti oleh maskapai negara-negara Timur Tengah lain.

Termasuk Garuda Indonesia yang sempat menempel di baju latihan Liverpool FC walau kemudian kebijakan itu tidak dilanjutkan.

(Baca Juga: 11 Anak Pesepak Bola Legendaris, Salah Satunya dari Indonesia)

Kalau begitu, sepintar apa calon-calon penguasa daerah yang mengikuti Pilkada 2018 dalam memaksimalkan magnet Piala Dunia?