Mengais Jejak Ronaldo di Manado

By Ram Makagiansar - Jumat, 30 Maret 2018 | 20:50 WIB
Ronaldo Luiz Nazario, pahlawan Brasil di Piala Dunia 1994 dan 2002 (Grafis: Andreas Joevi)

Tetapi, Ronaldo bermain hanya 20 menit. Dia sudah dalam ikatan perjanjian dengan manajemen FC Barcelona. Faktor lain, dia tengah didera cedera ringan!

Memang, sekembali dari Indonesia, Ronaldo langsung menuju Spanyol meninggalkan Negeri Kincir Angin.

Sejarah kedua bagi Kota Manado, final Liga Indonesia V antara Persebaya vs PSIS pada 1999 sukses digeber di lokasi yang sama.

PSSI menunjuk Manado karena ada alasannya. Bahwa, pemain sekelas Ronaldo saja enjoy bermain dan tingkat keamanan maksimal. Kepanitiaan dengan peran pemerintah daerah dan PSSI terkoordinasi.

Di situlah gol Tugiyo lahir dan memaksa Persebaya mengakui keunggulan Mahesa Jenar di depan publik Manado dan fans Green Force serta PSIS yang "menyerbu" Manado.

Kini, semua tinggal kenangan. Stadion Klabat tak lagi menghadirkan atraksi pesepak bola lokal dan luar negeri setelah bubarnya Persma. Ironis, karena hal ini diikuti Persmin dan Persibom.

(Baca Juga: Jadwal Laga Timnas Indonesia Vs Malaysia Dimajukan demi Persija Jamu Persib)

Benar, Persma tak lagi ada. Tetapi, nama-nama pesepak bola Manado yang sempat menghuni timnas Indonesia menjadi bukti potensi di sana.

Dari era 1980-an, ada Inyong Lolombulan, kemudian Fecky Lasut dan era 90-an bersama  Francis Wewengkang, Stanley Mamuaja. Hingga era 2000-an Jendry Pitoy dan Firman Utina.

Lalu, apa yang masih bisa dibanggakan? Nyaris tak ada lagi.