Marhaban Ya Bal-balan, Harapan Besar Piala Dunia 2018 sebagai Alat Pemersatu Bangsa Indonesia

By Putra Rusdi Kurniawan - Rabu, 13 Juni 2018 | 00:51 WIB
Pesta timnas Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014 setelah mengalahkan Argentina 1-0 di partai final di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, 13 Juli 2014. (FABRICE COFFRINI/AFP)

Tradisi nonton bareng atau lebih sering disingkat nobar itu berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir Indonesia.

Hampir seluruh kota besar di Indonesia pernah mengadakan acara nobar.

Dari kafe kecil, gedung pusat perbelanjaan, bahkan lapangan di kampung menjadi tempat utama tumbuhnya tradisi nobar para penikmat sepak bola di Indonesia


Suasana nonton bareng laga final Liga Champions antara Real Madrid dan Liverpool FC di Lippo Mall Kemang, Jakarta, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB.(EMIER ERLANDA/BOLASPORT.COM)

Nonton bareng ini seperti menjadi akulturasi budaya dari budaya lokal kita sebagai bangsa yang suka berkumpul atau dalam tradisi Jawa disebut guyub rukun dengan budaya populer yaitu sepak bola.

Fanatisme sepak bola, tradisi nonton bareng, dan Piala Dunia 2018, punya potensi besar untuk menjadi alat yang efektif untuk kembali mempererat persatuan bangsa kita yang sebelumnya tercabik oleh bentuk fanatisme lain yang berusaha memecah belah bangsa.


Kobaran api diduga dari bom bunuh diri di depan GKI Jl Diponegoro, Kota Surabaya, Minggu (13/5/2018) ( KOMPAS.COM )

Seperti yang banyak diketahui sebelumnya, negara kita diguncang oleh tindakan teror yang dilakukan oleh para kelompok fanatik yang ingin mengubah ideologi bangsa kita.

Mulai dari kejadian di Mako Brimob hingga teror tiga bom yang meledak di Surabaya. Semua berusaha untuk menggoyahkan bangsa kita dengan rasa takut.

Masih jauh dari Pemilu 2019, bangsa ini kerap kali di adu domba dengan isu SARA.