Lionel Messi, Argentina, dan Misteri di Tepi Jurang

By Willy Kumurur - Senin, 25 Juni 2018 | 21:15 WIB
Ekspresi megabintang Argentina, Lionel Messi, seusai laga Grup D Piala Dunia 2018 kontra Islandia di Spartak Stadium, Moskow, Rusia pada 16 Juni 2018. ( JUAN MABROMATA/AFP )

Menghadapi Nigeria, tantangan utama adalah kepemimpinan tim.

Pemimpin harus mengambil alih situasi. Tim harus fokus dan tahu bahwa semua kemungkinan ada di gelanggang pertempuran.

Ibarat perjalanan, tinggalkan “bagasi” Islandia dan Kroasia. Satu-satunya yang dibawa hanyalah “bagasi” Nigeria.

Karena akan terlalu berat bagi Argentina jika beban bagasi Islandia dan Kroasia terus dibawa.

Rabu (27/6/2018) pukul 01.00 WIB, Tim Tango akan berhadapan dengan Tim Elang Super Nigeria.

Seperti Nietzsche, Argentina, yang terpencil kesepian di babak awal Piala Dunia 2018, tak pernah berhenti mengejar angan.

Nasib Argentina dipertaruhkan di gelanggang pertempuran. Laga di Krestovsky Stadium itu adalah misteri.

(Baca Juga: Jerman Kini Harus Selesaikan Masalah Internal yang Melibatkan 2 Geng Pemain)

"Life is a mystery to be lived, not a problem to be solved.” Hidup adalah misteri untuk dihidupi bukanlah masalah untuk dipecahkan, kata Soren Kierkegaard.

Lain halnya dengan Luca Antonini yang bertutur dalam lirik lagunya "Play like children falling down into yellow fields try to stop the flow of time life's a mistery" (bermainlah seperti kanak-kanak, jatuh di lapangan kuning cobalah hentikan aliran waktu karena hidup adalah misteri).

Lapangan hijau adalah misteri. Karena, siapakah yang bisa memastikan bahwa kemenangan itu akan dapat diraih?