Sepak Bola Indonesia Belum Pantas untuk Loyalis seperti Haringga Sirla

By Muhammad Robbani - Selasa, 25 September 2018 | 12:01 WIB
Sepak bola Indonesia kembali berduka atas meninggalnya Haringga Sirla yang ingin menyaksikan laga Persib vs Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Minggu (23/9/2018). (NDARU GUNTUR/BOLASPORT.COM)


Suporter Liverpool berkumpul di Stadion Heysel, Brussels, Belgia pada laga Piala Champions antara Juventus dan Liverpool, 29 Mei 1985. Sebanyak 39 suporter Juventus meninggal menyusul keributan dengan fans Liverpool.(DOMINIQUE FAGET/AFP)

Ada studi kasus yang unik, tepatnya saat Federasi Sepak Bola Turki (TFF) menjatuhkan sanksi sebanyak dua laga tak boleh ke stadion kepada suporter Fenerbahce pada 2011.

Meski TFF pada akhirnya melunak soal hukuman, mereka tegas bahwa laga bisa ditonton, tapi hanya berlaku untuk penonton wanita dan anak-anak.

Hasilnya tak diduga, sebanyak 41 ribu wanita dan anak-anak memenuhi tribune Stadion Sukru Saracoglu, kandang Fenerbahce di Istanbul.

Laga itu merupakan lanjutan Liga Super Turki 2011-20112 antara tuan rumah Fenerbahce dan tamunya, Manisaspor.


Sebanyak 41 ribu wanita dan anak-anak pendung Fenerbahce penuhi Stadion Sukru Saracoglu pada lanjutan Liga Super Turki musim 2011/12.(pri.org)

Ketegasan berbumbu inovasi di Turki menjadi cerita dan warna baru yang akan terus dibicarakan bertahun-tahun.

Sementara ketegasan untuk kasus Liverpool pada 1985 tentu akan membuat membuat efek jera karena kerugiannya yang luar biasa.

Tekanan dari publik sepak bola Inggris karena mereka ikut terkena imbasnya atau terhentinya kajayaan Liverpool di Eropa adalah konsekuensinya.

Bagaimana dengan di Indonesia? Mari ambil contoh saat Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi kepada Persib karena kematian Ricko Andrean pada tahun 2017.