Episentrum dan Identitas El Clasico, Barcelona Vs Real Madrid

By Willy Kumurur - Minggu, 28 Oktober 2018 | 08:28 WIB
Suasana Stadion Camp Nou pada laga El Clasico, Barcelona vs Real Madrid, Mei 2018. (PAU BARRENA/AFP)

 Laga akbar sepak bola kembali terjadi akhir pekan ini, El Clasico, Barcelona vs Real Madrid tersaji di Camp Nou, Minggu (28/10/2018). 

Tatkala Camp Nou menjadi kancah pertempuran antara Barcelona dan Inter Milan, minggu yang lalu, dua spanduk besar terbentang di markas El Barca itu.

Di sana tertulis dengan huruf-huruf raksasa, "Selamat datang di Republik Catalan" sedangkan spanduk lainnya memuat satu kata: "Kebebasan."

Tak pernah ada pertandingan sepak bola yang lebih ketat secara politik dan lebih relevan secara sosial selain daripada laga El Clasico, bentrok abadi antara dua klub raksasa Spanyol, yaitu FC Barcelona dan Real Madrid.

(Baca juga: Prediksi Line Up El Clasico, Barcelona Vs Real Madrid)

Spanyol adalah sejarah revolusi, agitasi sayap kiri, pemberontakan, dan kediktatoran fasis.

Spanyol hari ini lahir dari Perang Sipil yang terjadi pada dekade 1930-an.


Pemain Barcelona, Sergi Roberto, diganjar kartu merah oleh wasit Alejandro Hernández pada laga el clasico melawan Real Madrid di Stadion Camp Nou, Barcelona pada 6 Mei 2018. ( JOSEP LAGO/AFP )

 

Dalam buku Fear and Progress: Ordinary Lives in Franco’s Spain, 1939-1975, Antonio Cazorla Sánchez menulis bahwa cara Jenderal Franco ‘menasionaliskan’ masyarakat Spanyol justru menghancurkan keragaman budaya setempat.