Julen Lopetegui dan Egoisme Real Madrid

By Dian Savitri - Rabu, 31 Oktober 2018 | 16:49 WIB
Pelatih Real Madrid, Julen Lopetegui, hadir di Stadion Camp Nou sebelum laga lanjutan La Liga Spanyol melawan Barcelona pada 29 Oktober 2018. (JOSEP LAGO / AFP)

Masih jelas dalam ingatan ketika Julen Lopetegui harus meninggalkan posnya sebagai pelatih timnas Spanyol pada 13 Juni 2018 atau hanya dua hari sebelum La Furia Roja melakukan laga pertama di Piala Dunia 2018 melawan Portugal.

Julen Lopetegui dipecat oleh Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol akibat media-media Negeri Matador membocorkan salah satu rahasia terbesar abad ini: Julen Lopetegui dipilih Real Madrid menjadi pelatih, menggantikan Zinedine Zidane.

Padahal, Julen Lopetegui menjalani 20 laga bersama timnas Spanyol tanpa terkalahkan.

Hal itu memunculkan La Furia Roja sebagai salah satu kandidat juara di Rusia.

Saya termasuk salah satu pendukung timnas Spanyol saat itu dan alangkah kecewanya ketika Julen Lopetegui harus pergi dan digantikan oleh Fernando Hierro.

Saya sangat yakin timnas Spanyol akan bisa tampil gemilang di Piala Dunia 2018 seandainya masih ditangani oleh Lopetegui, tidak terhenti di babak 16 besar.

Untuk catatan, saya tidak membenci Real Madrid. Biasa saja.

Tetapi, pada saat Lopetegui dipecat timnas Spanyol dan juga kini oleh Real Madrid, saya jadi tidak menyukai klub tersebut, juga terhadap presidennya, Florentino Perez.

Ternyata saya tidak sendirian. Menurut artikel di New York Times, banyak yang mencela Florentino Perez gara-gara ia hanya mementingkan Real Madrid dibandingkan kepentingan nasional.