Ketika La Liga menjadi Jembatan Kesenjangan Klub Liga Spanyol (Bagian I)

By Theresia Simanjuntak - Minggu, 11 November 2018 | 21:06 WIB
Suasana setelah pertandingan El Clasico di Liga Spanyol antara Barcelona melawan Real Madrid di Stadion Camp Nou, Minggu (28/10/2018). (THERESIA SIMANJUNTAK/TABLOID BOLA)

Ketika berita Evan Dimas tersebut terkuak, ia dan Espanyol menjadi trending topic selama sekian jam di Indonesia.

Bagaimana dengan Girona? Ambisi mereka saat ini memang masih sebatas pengembangan internal, seperti perbaikan infrastruktur, seperti memperluas kapasitas stadion Estadi Montilivi menjadi sekitar 20 ribu tempat duduk dalam waktu empat tahun.

Girona juga berupaya memperbaiki kualitas para pemain, termasuk akademi. Mereka belum bisa berdiri sendiri untuk memasarkan diri lantaran keterbatasan modal.

Setahap demi setahap, perkembangan terlihat di Girona. Per Agustus 2017, sebanyak 44,3 persen saham mereka dimiliki oleh City Football Group, holding company yang juga memiliki sejumlah klub sepak bola di dunia seperti Manchester City.

Baca Juga:

Girona, yang sebanyak 44,3 persen saham lainnya dimiliki oleh Pere Guardiola yang tak lain saudara kandung Manajer City, Pep Guardiola, sekarang bekerja sama dengan The Citizens dalam usaha mengembangkan sepak bola mereka.

"Kerja sama dengan City memberi kami pandangan soal sepak bola, serta meningkatkan kualitas dari klub kami," ujar manajer pemasaran Girona, Aran Navarro.

Lewat liputan akhir Oktober lalu, La Liga seolah-olah membantu Girona untuk semakin menjual diri. Ada 15 wartawan dari 15 negara berbeda datang langsung ke stadion Girona, kemudian mengulasnya di media masing-masing.

Hmmm... siapa tahu ada penanam modal di salah satu dari 15 negara, termasuk dari Amerika Serikat, Inggris, China, Jepang, dan sebagainya, melihat potensi Girona dan tertarik berinvestasi di sana.