Mengenal Catur Juliantono, Suporter Indonesia yang Meninggal karena Petasan dan Sangat Mencintai Timnas

By Mochamad Hary Prasetya - Minggu, 3 September 2017 | 18:17 WIB
Suasana pemakaman korban insiden petasan Stadion Patriot, Catur Juliantono di TPU Kober, Klender, Jakarta Timur, Minggu (3/9/2017) siang. (MOCHAMAD HARY PRASETYA/BOLASPORT.COM)

Ilham juga menambahkan Catur memiliki seorang istri bernama Ismi dan juga anak semata wayang bernama Hafiz.

Kecintaannya kepada sepak bola membuat Catur ingin menjadikan anak laki-lakinya itu menjadi pesepakbola di masa depan.

"Dia sempat cerita ke saya bahwa anaknya harus menjadi pemain bola. Karena dia selain suka nonton timnas, Catur juga sering main bola dan futsal bersama kami. Terakhir saya komunikasi sama dia empat hari yang lalu untuk ngajak reunian, tetapi malah seperti ini jadinya," kata Ilham.

Abang kandung Catur, Ardi, tidak banyak berkomentar tentang meninggalnya adik bontotnya itu.

Ia merasakan terpukul akibat kejadian itu dan tidak menyangka Catur akan pergi selama-lamanya.

Saat pemakaman, ibunya Catur, Sri, juga enggan melepas pelukan papan nisan dari anak kesayangannya itu.


Ratu Tisha melayat di kediaman rumah duka korban Petasan di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (3/9/2017)(Twitter/ PSSI-Fai)

Beberapa kali pihak saudara meminta Sri untuk mengihlaskan Catur untuk selama-lamanya.

Ternyata, Catur sudah merancang untuk pergi umrah bersama dengan ibunya itu pada tahun depan.

Niat tulus yang ingin dilakukan oleh Catur pun harus pupus karena ia sudah pergi meninggalkan ibunya untuk selamanya.

"Tahun depan Catur sudah berencana untuk memberangkatkan ibunya umrah. Itu sudah diatur dan akan terlaksana bersama dengan keluarga dari istrinya. Tetapi malah seperti ini dan nantinya akan dibicarakan lagi," ucap Ardi.

Sejatinya sepak bola itu merupakan hiburan bagi rakyat yang ingin menyaksikan sebuah pertandingan dengan aman.

Seharusnya benda-benda yang sudah dilarang untuk masuk ke dalam stadion lebih baik ditinggalkan.

Tugas suporter hanya untuk mendukung perjuangan tim kesayangannya dengan cara memberikan hal-hal positif.

Apabila dukungan itu sangat merugikan orang lain, maka hal tersebut bisa dibilang bukan suporter, melainkan penghancur kenikmatan sepak bola.

Catur pun kini sudah dimakamkan di TPU Kober Sumur, Klender, Jakarta Timur, Minggu (3/9/2017).

Tragedi yang sangat mencoreng sepak bola Indonesia diharapkan menjadi yang terakhir.

"Kami sangat berduka, kami akan lawan dan usut tuntas kejadian ini dengan pihak kepolisian setempat. Apapun sumbangan dari PSSI tidak akan bisa menutupi luka bagi keluarga korban," ucap Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria.