Polemik Sistem Skor Bulu Tangkis di Tengah Gempita Piala Thomas dan Uber 2018

By Any Hidayati - Kamis, 24 Mei 2018 | 10:22 WIB
Presiden BAM, Datuk Seri Norza Zakaria (kanan), dan COO Asosiasi Bulu Tangkis Asia, Kenny Goh, saat menghadiri konferensi pers. (NST)

"Mereka mengklaim telah melakukan riset mendalam. Jika mereka melakukan hal itu seharusnya mencakup wawancara dengan pemain dan bahkan melakukan uji coba," ucap Kenny Goh seperti dikutip BolaSport.com dari The Star.

Goh tidak habis pikir dengan berbagai alasan dewan BWF yang seakan mengada-ada soal riset soal aturan skor yang baru.

"Mengapa banyak pemain yang menolak aturan itu? Mengapa negara-negara yang bermain tidak tahu menahu soal penelitian tersebut?" kata Goh melanjutkan.

(Baca Juga: Hasil Lengkap Babak Penyisihan Grup Piala Uber 2018)

"Uji coba dengan sistem 11x5 sempat dilakukan di tahun 2014 dan 2015 -tetapi tidak diuji coba pada level bergengsi dengan pemain kelas dunia," tutur Kenny Goh.

Beberapa tahun lalu, sistem 11x5 sempat berlaku di berbagai turnamen bulu tangkis dunia tetapi aturan tersebut tidak berlangsung lama karena pada akhirnya rally point menjadi penilaian skor hingga kini.

"Apakah pemain elite dunia terlibat? Para pemain adalah pihak paling penting dalam bulu tangkis tetapi mereka malah tidak dilibatkan," ujar Goh meluapkan kekesalannya.

Dengan pembatalan sistem 11x5 maka dipastikan turnamen elite bulu tangkis dunia akan menggunakan sistem 21x3 termasuk Piala Thomas dan Uber yang sedang berlangsung hingga Olimpiade Tokyo 2020.