Kisah Pilu di Balik Kesuksesan Luka Modric, dari Korban Pemberontakan hingga Rumah Dibakar

By Muhammad Shofii - Selasa, 17 Juli 2018 | 17:52 WIB
Gelandang timnas Kroasia, Luka Modric, melakukan selebrasi setelah mencetak gol dari titik penalti ke gawang Nigeria pada laga penyisihan Grup D Piala Dunia 2018 di Kaliningrad Stadium, Sabtu (16/6/2018) waktu setempat atau Minggu dini hari WIB. ( PATRICK HERTZOG / AFP )

Modric dan keluarganya dipaksa hidup sebagai pengungsi selama tujuh tahun di Hotel Kolovare.

Mereka kemudian pindah ke Hotel Iz yang dikelilingi oleh suara granat meledak dan pecahan kaca.

Modric masih ingat betul dengan momen sulit dalam hidupnya itu.

Sepak bola hanya menjadi media pelarian diri dari konflik mengerikan yang melanda Kroasia pada awal tahun sembilan puluhan, lapor MailOnline.

Seorang juru bicara untuk Hotel Kolovare pernah menyatakan:

"Modric telah memecahkan lebih banyak kaca di jendela hotel daripada apa yang telah diledakkan oleh bom."

"Dia bermain sepak bola non-stop di sekitar aula hotel."

Sebelum karirnya di lapangan hijau sukses besar seperti saat ini, Modric juga menemui banyak kendala.

Tim sepak bola Kroasia HNK Hajduk Split memilih untuk tidak mengontrak Modric karena dinilai terlalu muda dan tidak memiliki otot yang kuat sebagai seorang profesional.

(Baca juga: Cantiknya Kekasih Raja Umpan Timnas U-19 Indonesia, Bikin Hati Adem Ayem)