FIFA eWorld Cup, Bukti eSports Kian Diakui Sebagai Olahraga

By Firzie A. Idris - Rabu, 29 Agustus 2018 | 15:58 WIB
Pemain eSports asal Jerman, Michael'Megabit'Bittner, tersenyum pada event FIFA eWorld Cup 2018 di O2 Arena, London, Inggris, pada Kamis (2/8/2018). (@FIFAEWORLDCUP)

Para atlet eSports kian diperlakukan bak olahragawan profesional. Hal ini kembali terlihat di FIFA eWorld Cup 2018 yang berlangsung pada awal bulan ini.

FIFA eWorld Cup adalah turnamen sepak bola virtual (FIFA 18) yang mempertarungkan 32 pemain terbaik dunia.

Mereka lolos kualifikasi dari tahapan EA Sports FIFA 18 Global Series untuk memperebutkan hadiah utama berupa gelar FIFA eWorld Cup, uang tunai, dan kesempatan menonton langsung malam penganugerahan Pemain Terbaik Dunia 2018 di London pada 24 September mendatang.

Pemain asal Arab Saudi, Mosaad Al-Dossary "MSdossary" menjadi pemenang setelah mengalahkan StefanoPinna (Belgia) dengan sangat komprehensif pada laga pamungkas di London, Inggris.

MSdossary berhak membawa pulang hadiah uang 250 ribu dolar AS dari total prize pool sebanyak 400 ribu dolar AS.

FIFA, badan tertinggi sepak bola dunia, meluncurkan standar integritas tinggi demi meningkatkan profesionalisme selama FIFA eWorld Cup.

(Baca Juga: Bulu Tangkis Asian Games 2018 - Prestasi Marcus/Kevin Bawa Indonesia Lampaui Gabungan Medali Emas Negara Lainnya pada Nomor Ganda Putra)

Seorang FIFA Doping Control Officer yang juga turun di Piala Dunia 2018 telah ditunjuk untuk mengontrol para partisipan dari zat-zat yang dilarang WADA alias Agensi Anti-Doping Dunia.

Kontrol anti doping ini akan dilakukan secara acak atau melalui metoda tepat sasaran kepada para pemain.


Atlet eSports asal Arab Saudi, Mosaad 'Msdossary' Aldossary, sukses menjuarai FIFA eWorld Cup 2018 seusai mengalahkan atlet eSports Belgia, Stefano 'StefanoPinna' Pinna, dalam laga final di The O2, London, Inggris, Sabtu (4/8/2018).(EASPORTSFIFA)

Seperti dilansir BolaSport.com dari Dexerto.com bahwa para atlet eSports memang tidak akan menemui keuntungan dari sebagian besar zat yang dilarang untuk seorang atlet sepak bola.

Akan tetapi, langkah ini dilakukan demi menyaring obat-obatan terlarang yang diyakini banyak terdapat di industri eSports, seperti marijuana atau stimulan.

(Baca Juga: Gara-gara Neymar dan Kylian Mbappe, Paris Saint-Germain Terancam Sanksi UEFA)

Mereka yang ketahuan melanggar akan dibawa ke badan judisial FIFA dan ditindak seusai dengan Regulasi Anti-Doping FIFA.

Selain itu, FIFA juga akan memonitor bursa taruhan seperti halnya di laga-laga sepak bola dalam upaya untuk mencegah match fixing.

Situs di atas juga mengungkapkan bahwa tindakan-tindakan FIFA ini "merupakan tanda bahwa eSports mencapai legitimasi dari olahraga-olahraga lain, dalam artian bahwa hadiah yang kian besar membawa ancaman permainan kotor."