Petualangan Berliku Pelita Jaya di IBL 2018/19 Harus Berakhir Prematur

By Doddy Wiratama - Minggu, 3 Maret 2019 | 13:42 WIB
Pelita Jaya harus kehilangan jasa Andakara Prastawa saat akan tampil pada babak playoff IBL 2018/19 kontra Pacific Caesar Surabaya (DOK. IBL INDONESIA)

BOLASPORT.COM - Petualangan tim basket Pelita Jaya Jakarta pada Indonesian Basketball League (IBL) Pertamax 2018/19 dipastikan telah berakhir.

Hal tersebut terjadi setelah Pelita Jaya Jakarta kalah tipis 66-67 dari Pacific Caesar Surabaya pada laga playoff yang berlangsung di Hi-Test Arena, Batam, Sabtu (2/3/2019).

Kekalahan pada malam itu membuat tim asuhan Fictor Gideon Roring tersingkir dari bursa perebutan gelar juara IBL 2018/19 lebih cepat.

Pasalnya, Pelita Jaya sudah dua kali kalah dari Pacific Caesar dalam duel playoff musim ini yang menggunakan sistem best of three.

Pada pertemuan pertama yang berlangsung sehari sebelumnya, Jumat (1/3/2019), Adhi Pratama dkk. juga menelan kekalahan tipis setengah bola, 67-68.

Baca Juga : Hasil Play-off IBL Pertamax - Pacific Caesar Bungkam Pelita Jaya

Hal tersebut jelas menjadi kejutan tersendiri mengingat Pelita Jaya selalu mampu menembus partai final liga basket Indonesia (NBL maupun IBL) dalam empat edisi terakhir.

Apalagi Pelita Jaya memiliki materi pemain, dan juga tim kepelatihan, yang memungkinkan mereka untuk mengukir prestasi serupa pada gelaran IBL 2018/19.

Harapan Pelita Jaya untuk melanjutkan konsistensi penampilan mereka pada beberapa tahun terakhir sebenarnya sempat terlihat pada saat turnamen pramusim berlangsung.

Dalam ajang yang berlangsung di GOR Sritex Arena, Solo, tersebut, Pelita Jaya finis sebagai runner up setelah dikalahkan Stapac Jakarta pada laga final Oktober lalu.

Seusai finis kedua pada turnamen pramusim, Pelita Jaya langsung melakukan perombakan dengan menempatkan Fictor Gideon Roring sebagai kepala pelatih.

Ito yang sebelumnya duduk sebagai direktur tim, dipercaya untuk memegang kendali tim dengan menggantikan posisi Johannis Winar yang bergeser ke posisi asisten pelatih.

Fictor yang juga menjabat kepala pelatih timnas putra Indonesia diprediksi mampu langsung tancap gas saat membesut Pelita Jaya, yang notabene banyak diisi pemain timnas.

FERNANDO RANDY/BOLASPORT.COM
Pelatih Timnas Basket Indonesia, Fictor Roring, memberikan instruksi dalam sesi latihan jelang test event Asian Games 2018.

Start Buruk dan Ujian yang Tak Kunjung Berakhir

Petualangan Pelita Jaya pada IBL 2018/19 sebenarnya sempat "tertunda" setelah absen pada seri pertama yang berlangsung di Semarang.

Bersama Satria Muda, Pelita Jaya harus absen pada seri pertama karena banyak pemain dari kedua tim itu tengah mengikuti agenda timnas pada kualifikiasi FIBA Asia Cup 2021.

Seakan telat panas, Pelita Jaya yang mulai ikut berkompetisi pada seri kedua di Jakarta tampil tak konsisten.

Di saat Pelita Jaya tengah mencari konsistensi penampilan, ujian besar justru menghantam saat pemain impor andalan mereka, Wayne Lyndon Bradford, mengalami cedera parah.

Baca Juga : Hasil Play-off IBL Pertamax 2019 - Satria Muda Pijak Semifinal

Cedera parah yang didapatkan Bradford itu terjadi saat Pelita Jaya tengan menjalani pertandingan seri keempat IBL 2018/19 yang dihelat di Solo.

Selain menghadirkan trauma bagi beberapa pemain, cedera Wayne Bradford jelas menjadi kehilangan tersendiri bagi Pelita Jaya mengingat betapa vital peran sang pemain.

INSTAGRAM.COM/IBLINDONESIA
Pemain Pelita jaya Jakarta tampil dengan kaus spesial untuk menyatakan dukungannya kepada Wayne Bradford yang cedera.

Pelita Jaya harus melanjutkan hidup. Mereka merekrut dua pemain asing baru dan terus menjalani perjuangan mereka untuk bangkit.

Meski terseok-seok, juara IBL 2017 ini akhirnya berhasil lolos ke playoff dengan status runner up Divisi Putih dengan rekor tanding 11 menang-7 kalah.

Catatan kekalahan tersebut diakui Fictor Gideon Roring terlalu banyak bagi tim sekelas Pelita Jaya Jakarta.

Baca Juga : Daniel Wenas Kritik Pacific Caesar yang Sanksi Dua Pemainnya

Meski berhasil lolos ke playoff, badai ujian yang menerpa Pelita Jaya belum berakhir karena mereka harus kehilangan dua pilar utama pada posisi small man saat melakoni fase tersebut.

Xaverius Prawiro mendapat hukuman larangan bertanding selama lima laga lantaran melakukan tindakan tak sportif dalam laga kontra Prawira Bandung yang berlangsung di Jogja.

Selain itu, Pelita Jaya harus kehilangan Andakara Prastawa karena menderita cedera lutut yang memaksanya absen hingga akhir musim.

Walau masih memiliki Reggie Mononimbar dan Respati Ragil untuk meng-cover pos yang ditinggal Ius dan Pras, tetapi absennya dua pemain pilar itu menjadi kehilangan besar untuk Pelita Jaya.

Baca Juga : Tim Putra Honda DBL Indonesia All-Star Buat Sejarah di Amerika Serikat

Pelita Jaya Jakarta sebenarnya mampu tampil kompetitif saat bermain di laga playoff IBL 2018/19 meski akhirnya tersingkir secara menyakitkan di tangan Pacific Caesar Surabaya.

"Pacific memang selalu menyulitkan kami. Dua kali kalah satu angka memang menyakitkan," tutur Ito dikutip BolaSport.com dari IBL Indonesia.

"Anak-anak sudah berusaha keras. Kami sudah bermain lebih agresif dibanding pertemuan pertama, tetapi kami tetap kalah," ujarnya setelah menjalani gim kedua.

Kini petualangan Pelita Jaya Jakarta pada IBL Pertamax 2018/19 telah berakhir dan mereka harus melakukan evaluasi besar.