Dianggap Tidak Adil, Rencana Perubahan Format Liga Champions Tuai Kecaman

By Henrikus Ezra Rahardi - Jumat, 10 Mei 2019 | 14:35 WIB
Liverpool saat menjuarai Liga Champions 2004-2005 (twitter.com/standardsport)

Detail lainnya adalah mengubah pembagian kontestan di fase grup menjadi delapan klub.

Perubahan yang akan menambah jumlah pertandingan di fase penyisihan grup ini bertujuan untuk memaksimalkan pendapatan dari siaran televisi.

Dikatakan pula bahwa Liga Champions yang baru hanya akan memberikan jatah empat tiket putaran final pada setiap musim bagi klub-klub pemenang liga domestik.

Perubahan-perubahan ini dikhawatirkan akan memperbesar kesenjangan antara kesebelasan dari liga-liga top Eropa dengan kesebelasan dari negara yang lebih kecil.

Baca Juga : 7 Duel Gila yang Terjadi Sepanjang Fase Gugur Liga Champions Musim Ini

Tranformasi ini diyakini akan menguntungkan klub-klub besar dari Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia, dan Liga Jerman.

Sementara klub-klub negara semenjana, seperti Ajax Amsterdam (Belanda) atau Lechia Gdansk (Polandia), bakal menjalani fase kualifikasi yang lebih berat kendati menjadi juara liga.

Dalam pertemuan dengan perwakilan liga-liga Eropa pada Rabu (9/5/2019), Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, menyebut bahwa rencana ini baru sebatas ide dan opini.

Akan tetapi, langkah ini mengundang kecaman. Salah satunya datang dari Presiden Liga Spanyol, Javier Tebas.

Baca Juga : Final Liga Champions Musim 2018-2019 Bisa Rugikan Timnas Inggris