Menilik Kelemahan Terbesar Juventus di Liga Champions: Bola Mati

By Thoriq Az Zuhri Yunus - Kamis, 19 September 2019 | 08:15 WIB
Bek Juventus, Matthijs de Ligt, dalam laga kontra Fiorentina di Artemio Franchi, Sabtu (14/9/2019). (TWITTER.COM/JUVE_KJ)

"Cara paling mudah memang berganti ke man-marking, tetapi saya pikir itu tak masuk akal."

"Kami perlu lebih agresif saat bola mati. Atletico sangat bagus di udara, tetapi bolanya sebenarnya tak terlalu berbahaya dan kami terlalu pasif. Sebenarnya bisa dihindari."

"Jika kami hanya pasif melihat bola, maka kami juga akan pasif jika berganti ke man-marking. Hal itu bisa berbuah penalti untuk lawan."

"Kami harus berkerja meningkatkan pertahanan saat situasi bola mati," tutur sang pelatih lagi.

Musim lalu dari 10 laga yang mereka jalani di Liga Champions, Juventus kebobolan 9 gol.

Mereka sempat mengawali musim dengan baik, tak kebobolan pada tiga laga perdana grup.

Keadaan berubah pada matchday keempat saat mereka kalah dari Manchester United 1-2.

Kemudian mereka kalah lagi 1-2 dari Young Boys pada hari terakhir babak grup.

Memasuki babak gugur, Juventus sempat kebobolan dua gol kala bertandang ke markas Atletico Madrid.

Kemudian pada babak delapan besar, Juve kebobolan satu gol saat di kandang Ajax dan dua gol di kandang sendiri.

Baca Juga: Tak Mau Oper Cristiano Ronaldo, Higuain Trending Topic Dunia karena Dihujat

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Garuda Asia sukses mencukur habis timnas U-16 Kepulauan Mariana Utara dengan skor 15-1. . Bagaimana permainan Garuda Asia menurut Bolasporter? #garudaasia #timnas #timnasday #timnasu16 #gridnetwork #kualifikasipialaasia2020

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on