6 Hal yang Membuat Kompetisi IBL Musim 2020 Layak Dinantikan

By Lariza Oky Adisty - Kamis, 9 Januari 2020 | 18:40 WIB
Pemain asing Stapac Jakarta, Savon Goodman, mendribel bola pada laga melawan Pelita Jaya Jakarta di GOR UNY, Yogyakarta, Jumat (15/2/2019). (IBL)

"IBL cocok dengan TVRI. Karena bola basket adalah olahraga millenial, jadi sesuai dengan tagline TVRI Goes Millennials," kata Direktur Utama IBL, Helmy Yahya.

6. Kehadiran pemain asing

Kompetisi IBL 2020 akan diramaikan oleh 27 pemain asing yang terbagi rata untuk sembilan klub peserta di luar Indonesia Patriots.

Setiap tim hanya boleh memainkan maksimal dua pemain asing secara bersamaan dalam satu laga.

Dari 27 pemain tersebut, ada dua yang berpotensi mencuri perhatian, yaitu Dior Lowhorn dan Savon Goodman.

Dior Lowhorn saat ini berstatus pemain Pelita Jaya Bakrie.

Namun, klub tersebut bukan klub Indonesia pertama yang dibela Lowhorn.

Dia pernah bermain untuk Satria Muda yang secara kebetulan ialah rival Pelita Jaya.

Statistik Lowhorn musim lalu bersama Satria Muda pun mengesankan. Dia mencatat 24,5 points per game dan 11,11 rebound per game.

Pada musim 2018, ia juga turut berperan membawa Satria Muda juara.

Sementara itu, Savon Goodman adalah MVP (most valuable player) IBL musim 2018-2019 usai membawa Stapac Jakarta juara.

Ia membantu Stapac mengalahkan Satria Muda lewat dua laga langsung.

Goodman mencatat double-double, 21 poin, dan 12 rebounds.

Pada final kedua, pemain berusia 26 tahun itu menajamkan catatannya menjadi 20 poin dan 19 rebounds.

Penampilannya yang cemerlang membuat Goodman dilirik banyak klub.

Alhasil, ia kini berseragam Louvre Surabaya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Formasi terbaik kumpulan pemain asal benua Afrika. Akankah menambah nilai tranfer dari pemain? . #gridnetwork #fifpro

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on