Jika Kasus Pembajakan Terbukti, Newcastle United Bisa Gagal Diakuisisi Pangeran Salman

By Muhammad Zaki Fajrul Haq - Kamis, 23 April 2020 | 11:30 WIB
Calon Pemilik Newcastle, Mohammed bin Salman, dikabarkan berencana untuk mendatangkan pelatih dan pemain dengan nama besar. (TWITTER.COM/MUSAID_ALSOHIMI)

BOLASPORT.COM - Pemegang hak siar Liga Inggris terbesar, beIN Sports, menolak pengambilalihan Newcastle United oleh Pangeran Arab Saudi karena diindikasi terlibat pembajakan.

Salah satu klub Liga Inggris, Newcastle United, disebut akan segera diakuisisi oleh Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman.

Kabarnya, Pangeran Salman sudah menyetujui klausul pembelian klub tersebut dengan biaya 300 juta pounds atau setara dengan 5,8 triliun rupiah.

Proses negosiasi tersebut dipimpin oleh Amanda Staveley, pebisnis yang sudah mengepalai proses negosiasi pembelian The Newcastle United sejak 2017.

Jika proses akuisisi ini benar-benar terjadi, maka Newcastle United akan menjadi klub dengan pemilik terkaya di Liga Inggris.

Baca Juga: 5 Fakta Stadion Alfredo Di Stefano, Kandang Sementara Real Madrid Musim Musim Ini

Akan tetapi, proses akuisisi ini rupanya tidak didukung oleh semua pihak.

Pemegang hak siar terbesar Liga Inggris, beIN Sports, mengajukan penolakan dan mengajak seluruh klub Liga Inggris untuk menolak kesepakatan The Magpies dengan Pangeran Salman.

Dilansir oleh BolaSport.com dari Daily Mirror, Chief Executive beIN, Yousef al-Obaidly, telah menulis surat kepada Chief Executive Liga Inggris, Richard Masters.

Alasan utama beIN menolak proses akuisisi tersebut adalah dugaan keterlibatan Arab Saudi dengan proses pembajakan hak siar Liga Inggris.

Pasalnya, negara yang dipimpin oleh Raja Salman tersebut sempat terjerat kasus pembajakan siaran pertandingan Liga Inggris.

Baca Juga: Momen Saat Legenda Liverpool Sebut Skuad Man United Berisi Anak-anak

Pembajakan tersebut dilakukan oleh jaringan penyiaran yang bernama beoutQ yang sudah mulai membajak sejak 2017.

Namun, Arab Saudi dikabarkan seolah lepas tangan dan mengelak dari tuduhan tersebut.

Dewan olahraga dan beberapa pemegang hak siar pernah melakukan usaha untuk menghentikan pembajakan tersebut.

Juli tahun lalu, pihak Liga Inggris bahkan sudah berusaha berbicara dengan sembilan firma hukum di Arab Saudi.

Akan tetapi, semuanya menolak untuk menindaklanjuti kasus pembajakan tersebut dan seolah menghindar dari kasus yang ada.

Baca Juga: Satu Kalimat Eric Cantona yang Bikin Bingung Seluruh Media di Inggris

Hal inilah yang membuat beIN mengajukan penolakan akuisisi oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi tersebut.

Menurut jaringan siaran televisi yang berbasis di Qatar tersebut, sangat tidak etis jika membiarkan pihak yang sudah terlibat pembajakan untuk ikut andil dalam perkembangan sepak bola Inggris.

"Bahaya membiarkan akuisisi kepentingan dalam hal pengendalian dan material (baik diperoleh secara langsung atau tidak langsung) di klub Liga Inggris secara efektif oleh pemerintah Arab Saudi tidak dapat diabaikan mengingat masa lalu negara itu berhubungan dengan tindakan ilegal yang merugikan kepentingan komersial Liga Inggris, klub, pemegang hak siar, dan sepak bola secara umum," ujar Yousef dalam suratnya.

"Sebagai mitra lama dan investor terbesar di Liga Inggris, kami mendesak Anda untuk mempertimbangkan dengan cermat semua implikasi dari tindakan ini."

"Layanan ilegal yang turun temurun akan terus berdampak pada Anda ke depannya."

Baca Juga: MOMEN KLASIK - Roy Keane Hampir Ajak Kapten Arsenal Untuk Baku Hantam

"Ketika musim Liga Inggris digelar kembali dalam beberapa bulan mendatang, semua konten penyiaran liga akan terus tersedia dan secara ilegal juga tersedia melalui fungsi streaming IPTV di beoutQ set-top-box yang dijual dalam jumlah signifikan di Arab Saudi dan wilayah MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara) yang lebih luas."

"Lebih jauh, mengingat dampak ekonomi yang sedang lumpuh pada industri olahraga akibat pandemi virus corona, klub perlu melindungi pendapatan mereka dari hak siar yang ada," lanjut Yousef dalam surat tersebut.

Jika memang kasus pembajakan tersebut diperpanjang dan Arab Saudi terbukti terlibat, memang tidak mungkin Newcastle United akan gagal diakuisisi oleh Pangeran Salman.

Dengan demikian, The Magpies mungkin tidak jadi kembali bersaing di papan atas Liga Inggris sejak terakhir melakukannya pada era 1990-an.

Baca Juga: Momen Saat Kali Pertama Jose Mourinho Menyebut Dirinya The Special One