Andrea Pirlo ke Juventus: Bukan Gambling, melainkan Planning (2)

By Beri Bagja - Jumat, 14 Agustus 2020 | 21:30 WIB
Pep Guardiola dan Zinedine Zidane bersalaman selepas laga Manchester City vs Real Madrid di Liga Champions. (TWITTER.COM/RMADRIDFRENCH)

Kalau itu terjadi, Pirlo tetap bisa bersyukur lantaran meninggalkan Juve dengan keuntungan pengalaman membesut klub terkuat di Italia, langsung dalam musim debut. Ini yang bikin para pelatih senior iri.

"Pirlo beruntung. Dia memulai karier dari atas dan dengan tim terbaik. Mungkin saya tidak memulai dari dasar, tetapi saya mengawalinya dengan Fiorentina, bukan Juve," kata Roberto Mancini.

Tadi sudah kita bahas soal risiko yang terjadi bila Pirlo gagal perform di Juventus. Sekarang mari berandai-andai sebaliknya.

Jika ternyata dia sukses, apalagi kalau sampai juara Liga Champions, ini akan menjadi lompatan kuantum bagi dunia kepelatihan Italia.

Agnelli bakal disanjung habis-habisan karena berhasil menciptakan Guardiola atau Zidane versi mereka sendiri.

JUVENTUSFC
Andrea Pirlo (kanan) meneken kontrak sebagai pelatih Juventus didampingi presiden klub, Andrea Agnelli.

Terbukti dengan polesan pelatih sekelas Carlo Ancelotti, Marcello Lippi (periode kedua), Fabio Capello, Claudio Ranieri, Antonio Conte, Allegri, hingga Sarri, Bianconeri tetap gagal menjadi raja Eropa sejak 1996.

Ngapain bayar pelatih top mahal-mahal kalau ujung-ujungnya gagal juara terus?

Baca Juga: Andrea Pirlo dari Murid Jadi Musuh Utama, Antonio Conte: Saya Merasa Tua!

Mungkin justru dengan ide radikal mengangkat pelatih hijau, tapi katanya sangat cerdas seperti Pirlo, dahaga gelar seperempat abad itu berakhir.

Jadi, kesimpulannya boleh jadi ada dua. Kalau memang jeblok bersama Pirlo, jeblok sekalian agar klub punya alasan valid melakukan revolusi besar-besaran.

Tapi kalau sukses, Pirlo bakal langsung masuk ke daftar salah satu pelatih elite di dunia dan dipercaya memimpin proyek jangka panjang.