Rumitnya Negosiasi dengan Petronas Yamaha karena Valentino Rossi Bukan Pembalap Biasa

By Delia Mustikasari - Rabu, 30 September 2020 | 06:00 WIB
Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, pada seri balap MotoGP Catalunya 2020 di Circuit de Barcelona-Catalunya. (MOTOGP.COM)

"Valentino bukanlah pembalap biasa. Dia adalah komoditas," kata Razlan.

Alasan itu menjadi semakin jelas karena Rossi telah memperluas bisnis VR46-nya melampaui penjualan merchandise menjadi kerajaan komersial yang luas.

"Ada hak yang terlibat dengannya. Ada tiga pihak yang terlibat dan itu bukan kesepakatan mudah," ucap Razlan.

"Dia memiliki hak merek dagang. Kami harus memastikan dengan partner utama kami bahwa mereka semua dilindungi dan tentu saja diskusi tentang orang-orang teknisnya adalah sesuatu yang harus kami yakini," tutur Razlan.

Baca Juga: Franco Morbidelli dari Merasa Positif dan Marah Gagal Juarai MotoGP Catalunya 2020

"Akhirnya ketika ada cahaya di ujung terowongan, Yamaha harus membuat kontrak."

Menurut Razlan, ketika Rossi ingin dia mengumumkan kontrak Petronas Yamaha di Barcelona, ​​itu mendorong mereka untuk sedikit maju.

"Kami melakukan hal yang sama, kami membakar 'minyak' tengah malam setelah MotoGP Emilia Romagna, dan kami menyelesaikannya (kontrak). Ini kontrak yang besar jika dibandingkan dengan pembalap lain karena 4 kali lebih besar," aku Razlan.

Ini adalah kesepakatan yang semakin rumit karena mencari cara terbaik untuk mengakomodasi permintaan staf dari Rossi.

Rossi disebut unik karena bekerja tidak hanya dengam mekanik yang sama. Tetapi, pembalap berjulukan The Doctor itu telah melakukan perjalanan antar tim dengan mekanik yang sama sepanjang kariernya dan menyebabkan konflik dengan Petronas.