Pol Espargaro, Dari Korban PHP Valentino Rossi Kini Ambisius Jadi Juara MotoGP

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Sabtu, 20 Maret 2021 | 19:50 WIB
Pembalap Repsol Honda, Pol Espargaro, berpose dalam sesi pemotretan untuk peluncuran tim menjelang MotoGP 2021. (HONDA RACING CORPORATION)

BOLASPORT.COM - Pol Espargaro begitu mensyukuri kesempatan memperkuat Repsol Honda di MotoGP. Sikapnya terlihat wajar jika melihat jalan terjal yang dia alami pada awal karier.

Pol Espargaro mengawali kariernya di MotoGP dengan bergabung ke tim satelit Monster Yamaha Tech3 pada 2014.

Meski bergabung dengan tim satelit, kontrak Pol Espargaro kala itu diteken secara langsung oleh Yamaha.

Espargaro memiliki potensi menjanjikan karena menjadi juara dunia Moto2 pada tahun sebelumnya dan memiliki sejarah rivalitas dengan Si Bayi Alien, Marc Marquez.

Baca Juga: Legenda MotoGP Minta Marc Marquez Gak Perlu Ngegas, Santai Aja Dulu

Yamaha pun memilih Espargaro sebagai calon penerus Valentino Rossi yang kala itu—sekarang pun sama—masih belum yakin dengan masa depannya di MotoGP.

Sayangnya, memperkuat pabrikan sebesar Yamaha tidak seindah yang dibayangkan Espargaro.

Berbicara dengan jurnalis Nico Abad di Twitch, Espargaro menjelaskan kesulitan yang dialaminya semasa memperkuat pabrikan garpu tala.

Espargaro menuturkan bagaimana dia harus puas mendapat amunisi motor lawas dari Yamaha.

Baca Juga: Dasar Marc Marquez, Si Alien Masih Bisa Bikin Rival Khawatir meski Malu-malu Kucing Ikut Lomba MotoGP

Tak sekadar motor lawas, Espargaro juga harus bersabar karena jatah tiga mesin yang dia dapat membuat mekanik tim Tech3 memutar otak untuk 'berhemat'.

Agar bisa bertahan dengan tiga mesin hingga akhir musim, Espargaro dan kru harus membatasi putaran mesin ke angka 500 rpm per gigi.

Motor YZR-M1 milik Espargaro kala itu juga tidak dilengkapi dengan fitur perseneling otomatis sehingga kehilangan sepersekian detik per lap dari pembalap pabrikan.

"Kemudian kami harus bersaing dengan Jorge Lorenzo pada masa jayanya dan Valentino Rossi," tutur Espargaro, dilansir BolaSport.com dari Motosan.

Baca Juga: Gaet Manusia Pertama yang Bisa Lawan Alien, Aprilia Siap Jadi Tim Pabrikan Tulen di MotoGP

"Bagi saya yang seorang debutan, hal itu hampir mustahil dan saya benar-benar merasa tidak nyaman," imbuhnya.

Espargaro akhirnya melakukan perjudian untuk memperbaiki prestasinya di MotoGP.

Sadar bahwa Valentino Rossi belum memiliki niat untuk pensiun, Espargaro meminta manajernya untuk menerima tawaran dari pabrikan mana pun.

Espargaro pun sepakat untuk bergabung dengan KTM yang kala itu baru merencanakan musim debut di kejuaraan kelas premier di MotoGP.

Baca Juga: Usia Tak Bisa Bohong, 2 Faktor U yang Jadi Tantangan Valentino Rossi Bertahan di MotoGP

Petualangan Espargaro tidak mudah. Dia harus bolak-balik absen karena si kuda besi memberontak.

Meski begitu, kesulitan di KTM membantu adik dari Aleix Espargaro tersebut untuk mengasah gaya berkendaranya yang agresif.

Keunikannya tersebut membuat Espargaro menjadi pilihan pertama Honda ketika mencari rekan setim yang sepadan bagi Marc Marquez.

Espargaro menegaskan bahwa dia tidak pindah ke Honda untuk mendapat bayaran besar. Malahan, dia mengaku hampir gagal pindah ke tim impiannya itu.

Baca Juga: Marc Marquez dan Valentino Rossi Bikin Joan Mir Minder Pakai Nomor 1 di MotoGP

"Banyak orang berkata saya pindah ke Honda untuk mendapatkan uang. Saya beri tahu kalian, faktanya tidak, saya kehilangan uang karena bergabung dengan Honda," ucap Espargaro.

"Malam sebelum saya meneken kontrak dengan Honda, saya hampir tidak tidur sama sekali."

"Itu adalah momen yang akan selalu saya ingat karena saya tidak berjuang untuk mendapatkan sebuah tempat tetapi saya berjuang untuk mimpi saya," imbuhnya.

Bergabung dengan Honda pun menghidupkan kembali impian Espargaro untuk menjadi juara MotoGP.

Baca Juga: Franco Morbidelli: Persahabatan dengan Valentino Rossi Nomor 1, Lebih Penting daripada Kompetisi

Meski begitu, Espargaro sadar bahwa dia tidak boleh membuang-buang waktu. Bagi dia, dua musim ke depan adalah kesempatan terakhirnya untuk menjadi juara dunia lagi.

"Jika saya tidak mendapatkannya di Repsol Honda, saya takkan mendapatkannya juga bersama tim lain," ucap Pol Espargaro.

"Waktu yang saya miliki hampir habis, saya memiliki sisa empat musim untuk berada dalam kondisi fisik dan mental yang prima," ucap Pol Espargaro.

"Dalam empat tahun inilah, saya harus berusaha untuk mencapai impian saya," tutunya menambahkan.

Baca Juga: Sedikit Optimisme di Balik Perjudian Ducati dengan Duet Anak Baru pada MotoGP 2021