Lama Tak Ikuti Kompetisi Bulu Tangkis Apakah Baik bagi China?

By Delia Mustikasari - Rabu, 12 Mei 2021 | 17:15 WIB
Pasangan ganda campuran China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (jersey orange) dan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping di podium Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (19/1/2020). (BADMINTON INDONESIA)

Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, juga berjuang untuk menemukan penampilan terbaiknya selama di Thailand. Dia terlihat bagus pada All England setelah mencapai babak kedua.

Namun, seluruh tim Indonesia dilarang bermain pada turnamen tersebut ketika salah satu penumpang dalam penerbangannya ke Birmingham dinyatakan positif Covid-19. Akibat alasan kesehatan dan keselamatan, mereka harus dikarantina.

Kento Momota (Jepang) juga berhasil mencapai perempat final pada turnamen pertamanya setelah lebih dari satu tahun setelah dikalahkan Lee Zii Jia.

Ada beberapa pengecualian meskipun Viktor Axelsen (Denmark) menjadi contoh yang baik.

Dia tidak bermain pad turnamen apa pun selama sembilan bulan. Tetapi, saat kembali bekompetisi dia tampil gemilang dengan memenangkan Thailand Open 1 dan 2 dan mencapai final World Tour Finals di Bangkok pada Januari.

Faktanya, dia telah menjadi pemain paling konsisten sejauh ini sebelum Covid-19 menjatuhkannnya pada final melawan rekan senegaranya, Anders Antonsen, pada Kejuaraan Eropa 2021 di Ukraina.

Terlepas dari ketidakkonsistenan di beberapa pemain, namun banyak yang percaya bahwa China akan lebih kuat dari sebelumnya ketika mereka bersaing pada Olimpiade karena tidak ada yang dapat mengukur performa mereka.

Jadi, yang terbaik adalah menganggapnya serius meskipun mereka tidak berkompetisi di turnamen internasional selama lebih dari setahun.

Baca Juga: Reaksi Dana White Jika McGregor Kalah dari Poirier Lagi pada UFC 264