Ketua NOC Indonesia Tak Ingin Merah Putih Tersandera Hukuman WADA Terlalu Lama

By Fauzi Handoko Arif - Jumat, 8 Oktober 2021 | 20:37 WIB
Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari. (DOK. NOC INDONESIA)

BOLASPORT.COM - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari, menangggapi sanksi Badan Anti-doping Dunia (WADA) kepada Indonesia.

Pihak NOC Indonesia menyesalkan sanksi yang diberikan WADA terhadap Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI).

Dalam pernyataan pada Kamis (7/10/2021) WADA menyatakan LADI tidak mematuhi standar antidoping karena tidak menerapkan program anti-doping yang efektif.

LADI dihukum bersama dengan Badan Anti-doping Nasional Korea Utara dan Thailand, Federasi Bola Basket Tuna Rungu Internasional dan Federasi Olahraga Gira Internasional.

Baca Juga: Uber Cup 2020 - Targetkan Menang, Indonesia Akan Turunkan Tim Terkuat Hadapi Jerman

Sanksi tersebut tak hanya berdampak bagi LADI. Jagat olahraga tanah air turut terdampak dalam suspensi sampai status LADI dipulihkan kembali.

Indonesia tidak bisa mendapatkan hak menjadi tuan rumah turnamen olahraga berskala regional, kontinental, atau internasional.

Atlet Indonesia juga terpaksa tampil di kejuaraan antarnegara, kecuali Olimpide dan Paralimpiade, tanpa bendera Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Raja Sapta Oktohari menyesalkan kejadian ini.

Baca Juga: Berkaca dari F1 GP Rusia, MotoGP Indonesia Seharusnya Aman meski Indonesia Dihukum WADA

"NOC Indonesia menyesalkan kejadian ini bisa terjadi," ucap Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari, melalui rilis yang diterima BolaSport.com dari NOC Indonesia.

"Meski ini bukan ranah kerja NOC, kami turut prihatin karena dampak yang ditimbulkan memengaruhi peran Indonesia di olahraga Internasional."

"NOC akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk membicarakan masalah ini," imbuhnya lagi.

Indonesia terancam dihukum lebih lama apabila LADI tidak mampu menyelesaikan tanggung jawabnya sampai berakhirnya masa supsensi.

DOK. NOC INDONESIA
Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari.

"Kami sangat menghargai LADI dalam menyelesaikan urusan-urusan pekerjaannya. Kami berharap masalah ini bisa terselesaikan segera," beber Okto.

"Namun, ini menjadi pelajaran kita bersama. Ketika kita ingin berprestasi di level dunia, sudah sepatutnya kita mengikuti aturan Internasional."

"Olahraga punya otoritas tertinggi yakni Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang memiliki bidang-bidang khusus seperti WADA."

"Jika ada aturan dilanggar, bisa memberikan sanksi fatal bagi Indonesia sehingga sudah sepatutnya kita menghormati aturan tersebut," tuturnya melanjutkan.

Baca Juga: Indonesia Disetrap WADA, Bagaimana Nasib 3 Turnamen BWF di Bali Akhir Tahun Ini?

Okto menambahkan saat ini pihak pemerintah perlu mencari solusi untuk mengatasi supaya bisa keluar dari sanksi WADA.

Pasalnya dalam waktu dekat, Indonesia akan terlibat sebagai tuan rumah ataupun peserta kejuaraan olahraga lintas negara.

Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) akan menggelar tiga turnamen: Indonesia Masters, Indonesia Open, dan BWF World Tour Finals, di Bali mulai November.

Berbagai agenda multi event internasional juga menanti pada 2022, yakni Asian Indoor & Martial Art Games (10-20 Maret), SEA Games (Mei), Islamic Solidarity Games (9-18 Agustus), Asian Games (10-25 September), Asian Youth Games (20-28 Desember).

Baca Juga: WADA Larang Indonesia Kibarkan Bendera Merah Putih dan Jadi Tuan Rumah

Ada pula single event Piala Asia FIBA 2021 yang digelar Juli 2022.

"Kita harus pikirkan bersama bagaimana agar agenda yang telah disusun National Federation ini tidak terganggu," ucap Okto.

"Apalagi atlet kita sudah menyiapkan diri sejak jauh-jauh hari. Komite Olimpiade Indonesia akan membantu semaksimal mungkin apa yang bisa kami kerjakan dalam ranah kami."

"Namun, masalah ini harus ditanggapi dengan segera. Jangan sampai Indonesia tampil di multi event internasional seperti Rusia di Olimpiade 2020 Tokyo."

"Sebab, Merah putih adalah kebanggaan Indonesia dan bisa mengumandangkan Indonesia Raya di negeri orang itu menjadi kebanggaan tersendiri," tambahnya.

Rusia tampil di Olimpiade Tokyo tanpa menggunakan bendera negara, melain bendera Komite Olimpiade Rusia (NOC Rusia/ROC).

Hal ini dikarenakan Rusia menjalani sanksi doping yang dituduhkan didukung oleh negara.

Baca Juga: Mario Aji Dapat Wildcard di Moto3, Bakal Ada 2 Pembalap Indonesia dalam 1 Tim