Kalau Masih Ogah Divaksin, Djokovic Persulit Diri Tanding di Turnamen Tenis Lain

By Wahid Fahrur Annas - Selasa, 18 Januari 2022 | 19:30 WIB
Petenis Serbia, Novak Djokovic, sukses mengalahkan Dominic Thiem (Serbia) dalam final Australian Open 2020 di Rod Laver Arena, Melbourne, Australia, 2 Februari 2020. (TWITTER.COM/AUSTRALIANOPEN)

BOLASPORT.COM - Nestapa petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, terancam akan terus berlanjut jika tidak mau menjalani vaksinasi Covid-19.

Novak Djokovic diketahui merupakan salah satu olahragawan yang kontra dengan vaksinasi pada masa pandemi Covid-19.

Namun, kiprah Novak Djokovic sebagai petenis nomor wahid bisa terancam apabila dia tidak mengubah sikapnya itu.

Baru-baru ini mimpi Djokovic kembali menjuarai Australian Open harus pupus setelah dideportasi pemerintah setempat.

Baca Juga: Fokus LADI Setelah Sanksi WADA Bakal Dicabut

Kasus Djokovic sempat menjadi sorotan di mana visanya sempat ditolak, dipulihkan karena menang banding, kemudian dibatalkan lagi.

Visa Djokovic dibatalkan Menteri Imigrasi Australia, Alex Hawke, demi mencegah arus penolakan vaksinasi baru akibat kehadiran Nole, julukan Djokovic.

Djokovic terancam tidak bisa leluasa dalam memilih turnamen yang akan diikutinya.

Pemilik 20 gelar Grand Slam tersebut masih bisa mengikuti turnamen terdekat, Dubai Duty Free Tennis Championship ATP 500, pada 20-28 Februari,

Baca Juga: Nestapa Novak Djokovic pada Australia Open 2022, dari Visa Dibatalkan Hingga Dideportasi

Panita menyebutkan hanya pemain hanya membutuhkan bukti PCR tes negatif sebelum memasuki Uni Emirat Arab.

"Pemain juga harus mematuhi protokol kesehatan dan prosedur tes yang ditetapkan ATP dan WTA,” kata juru bicara turnamen, dilansir dari Reuters.

Situasi berbeda terjadi di negara lain.

Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat yang menjadi tuan rumah turnamen grand slam lain menerapkan aturan ketat mengenai kewajiban vaksinasi bagi tamu asing.

Baca Juga: Langkah yang Harus Dilewati Indonesia agar Terbebas dari Sanksi WADA

Panita penyelenggara memilih mematuhi peraturan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah negara mereka.

Inggris, tuan rumah Wimbledon, memperbolehkan kedatangan orang-orang yang belum divaksinasi kendati harus melewati karantina 10 hari.

Peraturan lebih ketat diberlakukan di Prancis (French Open) dan AS (US Open). Seperti Australia, tamu asing wajib menjalani vaksinasi sebelum mendarat di negara mereka.

Di Prancis sendiri, undang-undang baru tentang vaksinasi telah disetujui parlemen pada Minggu (16/1/2022).

Baca Juga: Mike Tyson Tepis Kabar Akan Duel Tinju Lawan Jake Paul

Bukti vaksinasi menjadi syarat untuk mengaskes fasilitas umum di Prancis seperti restoran, kafe, bioskop, dan kereta jarak jauh.

Kementerian Olahraga Prancis mengatakan tidak akan ada pengecualian bagi atlet professional maupun penonton event olahraga.

"Roland Garros akan berlangsung pada Mei. Situasinya mungkin berubah dan kami mengharapkan situasi yang lebih baik," bunyi sikap kementerian olahraga Prancis.

"Jadi, kita akan mengetahuinya nanti. Namun, jelas tidak ada pengecualian."

Baca Juga: Raja Tinju Dunia Tantang Duel Francis Ngannou, Begini Respons Bos UFC

Penyelenggara Madrid Open di Spanyol yang berdekatan dengan French Open 2022 juga memberi sinyal bahwa mereka akan mengikuti aturan pemerintah soal prokes.

Spanyol mewajibkan tamu asing untuk menunjukkan bukti vaksinasi, tes negatif, atau imunitas karena masa pemulihan.

Meskipun vaksinasi tidak diwajibkan di Spanyol, tingkat vaksinasi di Negeri Matador menjadi salah satu yang tertinggi di Eropa.

Djokovic rutin berkunjung ke Spanyol. Selain untuk berlatih, petenis berusia 34 tahun tersebut juga memiliki rumah di Marbella.

Baca Juga: Nestapa Novak Djokovic pada Australia Open 2022, dari Visa Dibatalkan Hingga Dideportasi