Beda Romelu Lukaku Versi Inter Milan dan Chelsea, Saat Isi Kepala dan Tubuh Tak Sinkron Lagi

By Beri Bagja - Kamis, 30 Juni 2022 | 19:40 WIB
Romelu Lukaku dalam sesi latihan Inter Milan jelang duel kontra AC Milan di San Siro (21/2/2021). (MIGUEL MEDINA/AFP)

Di Inter, Big Rom memiliki daya jelajah lebih luas untuk menguasai half-space, di mana dia kerap bertukar operan dengan Achraf Hakimi atau Nicolo Barella, selain Lautaro di seputar kotak.

Nerazzurri tidak memakai sistem wide-forward, sehingga Lukaku nyaman di habitatnya pada sisi kanan penyerangan.

Dari sanalah posisi favoritnya membuka ruang, mengecoh lawan guna mengubah sudut tembak, dan melepaskan tendangan dengan kaki dominannya, kiri. Wajar kalau 16 dari 24 golnya lahir via kaki kiri.

Mobilitasnya mengangkut bola di area sepertiga akhir juga efektif karena data Opta memperlihatkan aksi-aksi Lukaku sering berujung penciptaan peluang berfaedah.

Giringan bola Lukaku di zona penguasaan lawan banyak yang berujung tembakan, assist, maupun golnya sendiri.

OPTA ANALYST

Di sini peran Big Rom bukan sekadar target man lagi, melainkan bergantian pula menjadi kreator peluang buat rekan, makanya jumlah assist Lukaku bisa mencapai dua digit.

Hal berbeda terlihat dari peta pergerakannya di Chelsea.

Peran bomber 29 tahun itu terbatas sebagai penyerang utama sejati, dengan tugas kreasi peluang lebih diemban Kai Havertz, Mason Mount, atau Hakim Ziyech hingga Callum Hudson-Odoi.

Heatmap miliknya dominan tampak di dalam kotak penalti, di mana seharusnya dia mendapatkan pasokan lezat dari crossing-crossing dua wingback.