Beda Romelu Lukaku Versi Inter Milan dan Chelsea, Saat Isi Kepala dan Tubuh Tak Sinkron Lagi

By Beri Bagja - Kamis, 30 Juni 2022 | 19:40 WIB
Romelu Lukaku dalam sesi latihan Inter Milan jelang duel kontra AC Milan di San Siro (21/2/2021). (MIGUEL MEDINA/AFP)

Yang menarik, Lukaku juga sering beredar di tengah lapangan untuk menjemput bola sendiri jauh ke dalam, ataupun menjadi dinding pantul buat membuka ruang bagi Havertz atau Werner yang kerap menusuk bergantian.

Cuma, aksinya membawa bola ke pertahanan musuh juga sedikit yang berujung peluang, tanpa satu pun gol maupun assist.

OPTA ANALYST

Adaptasi strategi ini tidak bisa diterima secara kilat oleh Lukaku, apalagi dipersulit faktor gangguan fisik serta relasi buruk dengan pelatih dan harmoni skuad yang labil.

Sebenarnya start Lukaku mulus dengan ukiran 3 gol dalam 3 partai awal Liga Inggris.

Namun, cedera memaksanya absen mulai laga vs Norwich dan harus melewatkan 5 minggu.

Setelah melahap masa pemulihan, momen comeback-nya langsung dihajar Covid-19 hingga absen lagi dua pekan.

Sembuh dari virus, Lukaku kembali menunjukkan tanda-tanda subur dengan mencetak gol beruntun dalam 2 partai.

Eh, tak lama terbitlah momen penghambat lain: interviu kontroversial dengan Sky Sport Italia sekitar Tahun Baru.

Baca Juga: Disebut Tuchel sebagai Anak Conte, Lukaku Ngambek Tinggalkan Chelsea

Sikapnya mengkritik strategi pelatih serta blak-blakan mengaku ingin pulang ke Inter bikin hubungannya dengan Tuchel memburuk.

Dia dicoret untuk duel kontra Liverpool. Sejak itu, kondisi psikologis Lukaku dan kohesi dengan rekan setimnya kelihatan terimbas. Dia tidak lagi sepenting itu.

Mulailah kekeringan gol melanda Lukaku dalam 10 penampilan beruntun di liga.

Pada titik ini, isi kepala Lukaku barangkali sudah ada di San Siro. Memperkuat Chelsea seperti bukan fokusnya lagi. 

Paceklik memang berakhir dengan ukiran 3 gol dalam 3 penampilan terakhir musim kemarin.

Toh, gejala kebangkitan di etape penutup tak cukup meyakinkan Chelsea buat mempertahankannya maupun meneguhkan Lukaku sendiri untuk tinggal.

Kini Inter Milan menanti ikrar si anak hilang buat memulihkan ketajaman saat bermain dalam sistem yang kurang lebih sama di bawah asuhan Simone Inzaghi, penerus Antonio Conte.

"Untuk itulah saya di sini. Saya menepati janji," katanya saat ditanya Steven Zhang, apakah dia akan mencetak banyak gol lagi buat Inter.